Mohon tunggu...
Yayuk Sulistiyowati M.V.
Yayuk Sulistiyowati M.V. Mohon Tunggu... Guru - Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengintip Stadion Gajayana Malang di Tengah Isu Tukar Guling

12 Januari 2024   15:00 Diperbarui: 12 Januari 2024   15:35 5051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stadion Gajayana Malang, salah satu stadion tertua di Indonesia | Kompas Bola - Suci Rahayu

Stadion Gajayana merupakan saksi sejarah lahirnya penjaga gawang legendaris Timnas Hindia Belanda asal Kota Malang, Tan Mo ‘Bing’Heng. Kiper legendaris kelahiran Malang, 28 Februari 1913 ini terasah di Stadion Gajayana 1928-1944 bersama klub HCTNH Malang (Hua Chiao Tsing Nien Hui) dan Malangsche Voetbal Bond (MVB) serta Malangsche Voetbal Unie (MVU). 

Tan Mo Heng, kiper legendaris asal Tionghoa yang membela tim nasional Indonesia pada Piala Dunia 1938 | Foto : Suarabekaci.id
Tan Mo Heng, kiper legendaris asal Tionghoa yang membela tim nasional Indonesia pada Piala Dunia 1938 | Foto : Suarabekaci.id

Sosok kiper berdarah Tionghoa yang menjadi bagian dari tim Piala Dunia 1938. Ia lahir di era Indonesia ketika masih berada dalam cengkeraman penjajahan bangsa kolonial Belanda. Pada saat itu keberadaan orang-orang Tionghoa memberikan kontribusi besar untuk bangsa Indonesia, termasuk di dunia persepak bolaan.

Selain itu pada lintasan lari stadion ini tertoreh sejarah menjadi tempat favorit latihan fisik pebulutangkis dunia Arek Malang, (alm) Johan Wahjudi (Ang Joe Liang) tahun 1968-1980, Sri Wijanti (1966-1974), dan Hendrawan (Yap Seng Wan) tahun 1987-2002.

Menjadi Ikon

Setelah berkelana dan mengintip sejarah keberadaan stadion ini memang sangat disayangkan jika sampai benar-benar terjadi"tukar guling" menjadi tempat yang jauh perbedaan fungsinya (hotel). Ungkapan-ungkapan keprihatinan masyarakat Kota Malang tersirat sebuah kerinduan Stadion Gajayana ini dapat bergelora kembali seperti untaian sejarah sebelumnya. 

Besar harapan stadion bersejarah ini dapat direnovasi dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman tanpa mengubah gedung aslinya. Lebih keren juga dengan menambah dan memperbaiki fasilitas modern yang mewadahi kebutuhan masyarakat di bidang olah raga seperti yang sudah ada seperti stadion-stadion megah yang ada di beberapa tempat di Indonesia.

Keberadaan lapangan basket, lapangan volley, kolam renang, lintasan lari yang sudah ada dipercantik akan menjadi magnet kuat bagi masyarakat berbagai usia. Letaknya yang dekat kota dan mall merupakan tampat strategis bagi pengunjung sekaligus penggemar olah raga atau sekedar menonton.

Demikian juga jika tempat ini dipergunakan untuk penyelenggaraan event-event bergengsi seperti Pekan Olahraga Provinsi (Porprof) Jawa Timur 2025 mendatang maka jantung kota Malang akan berdenyut dan menjadi ikon di kota Malang.

Salam olah raga! (Yy) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun