Globalisasi dan Dampaknya terhadap Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Globalisasi berasal dari bahasa Inggris "the globe" atau bahasa Prancis "La monde", yang berarti bumi atau dunia. Maka "globalisasi" atau "mondialisation" adalah proses menjadikan semuanya satu bumi atau satu dunia (Suwahyu, Nurhilaliyah, and Sitti Muthmainnah. 2020:233). Baylis dan Smith mendefinisikan globalisasi sebagai suatu proses meningkatnya keterkaitan antara masyarakat, sehingga peristiwa yang terjadi di wilayah tertentu berpengaruh pada kehidupan manusia atau masyarakat di wilayah lain. Anthony Gidens menyebut globalisasi sebagai "time space distanciation", yaitu dunia tanpa batas; ruang dan waktu bukanlah kendala yang berarti dalam kondisi seperti ini (Dewi, Eva 2019:98).
Globalisasi telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, dengan dampak yang sangat signifikan. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dihadapkan pada tantangan besar dalam mempertahankan nilai-nilai lokal di tengah arus global yang kuat. Di satu sisi, globalisasi memungkinkan akses yang lebih mudah terhadap informasi dari seluruh dunia, yang bisa memperkaya wawasan mahasiswa (Siddiq, Muhammad Ma'ruf, et al. 2024). Namun, di sisi lain, globalisasi juga berpotensi mengikis nilai-nilai nasional yang terkandung dalam Pancasila jika tidak diimbangi dengan pemahaman yang mendalam dan internalisasi nilai-nilai tersebut (Widianti, Fadhilah Dwi. 2022). Manusia merupakan makhluk sosial yang saling bergantungan dengan sesamanya. Potensi seseorang akan terasa melalui interaksi sosial dengan orang lain. Begitu pula dengan siswa atau mahasiswa, sebagai individu yang hidup dilingkungannya, mereka harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Oleh karena itu pendidikan memiliki peran sentral atau signifikan dalam menjawabi hal di atas.
Sebagai contoh, dalam sebuah diskusi kelas tentang konsep demokrasi, mahasiswa mungkin lebih mudah terpengaruh oleh pandangan-pandangan demokrasi liberal yang mereka temukan di internet, tanpa memahami bahwa demokrasi yang diusung oleh Pancasila memiliki karakteristik dan konteks yang berbeda sesuai dengan budaya dan nilai-nilai Indonesia. Oleh karena itu, peran pendidikan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) sangat penting dalam memberikan pemahaman yang komprehensif kepada mahasiswa agar mereka mampu memilah dan menginternalisasi nilai-nilai yang sesuai dengan konteks Indonesia. Dari hasil observasi dikelas selama pembelajaran berlangsung terlihat sangat jelas bahwa masih banyak mahasiswa yang tidak terlibat aktif dalam mengikuti pembelajaran diskusi kelompok, ada beberapa orang yang hanya mengandalkan pada ketua kelompoknya, selain itu juga terlihat dari hasil self efficacy mahasiswa untuk belajar.
Pengaruh Teknologi dalam Proses Pembelajaran PPKn
Di era reformasi dan globalisasi, kondisi Pancasila seakan-akan "hilang dari jiwa dan raga sebagian besar generasi bangsa" dan bahkan hanya cenderung dijadikan slogan semata  (Pahlevi, Farida Sekti. 2017:66). Padahal Pendidikan Kewarganegaraan sesungguhnya tidak hanya dibutuhkan bangsa Indonesia semata tetapi juga mengandung makna dijadikan pengetahuan dan pijakan dalam berfikir dan bertindak bangsa Indonesia (Pahlevi, Farida Sekti 2017:66). Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan yang signifikan dalam proses pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran PPKn. Teknologi telah memungkinkan akses yang lebih luas terhadap sumber daya pembelajaran dan menciptakan metode pembelajaran yang lebih interaktif. Namun, penggunaan teknologi dalam pembelajaran PPKn juga menghadirkan tantangan tersendiri. Salah satu tantangan tersebut adalah bagaimana teknologi dapat digunakan secara efektif untuk mendukung tujuan pembelajaran PPKn yang berfokus pada pembentukan karakter dan internalisasi nilai-nilai Pancasila (Edi Widianto 2021).
Pengaruh Diskusi Kelompok terhadap Pemahaman Individu Diskusi kelompok dapat memberikan dampak positif terhadap pemahaman individu, terutama ketika diskusi tersebut melibatkan pertukaran ide dan pemikiran kritis. Namun, dinamika kelompok juga bisa menjadi tantangan. Misalnya, dominasi oleh beberapa anggota kelompok dapat membatasi partisipasi anggota lainnya, yang bisa mempengaruhi pemahaman mereka secara individu. Pendidikan Seiring dengan perkembangan teknologi, dunia pendidikan menghadapi tantangan dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam sistem pembelajaran. Meskipun teknologi memberikan peluang untuk meningkatkan aksesibilitas dan efektivitas pembelajaran, tantangan muncul dalam bentuk kesiapan infrastruktur, pelatihan guru, dan kesenjangan digital di antara siswa. Dalam konteks Pancasila dan Kewarganegaraan, teknologi harus dimanfaatkan untuk mendukung pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai Pancasila, sambil mengatasi tantangan tersebut (Isnaeni, Rini Nur, et al. 2022)
Ketergantungan pada Teknologi dalam Pembelajaran Salah satu kekhawatiran dalam penggunaan teknologi dalam pembelajaran adalah potensi ketergantungan yang dapat mengurangi kemampuan mahasiswa untuk berpikir secara mandiri. Dalam diskusi kelompok berbasis teknologi, mahasiswa mungkin terlalu bergantung pada informasi yang tersedia secara online, tanpa memprosesnya secara kritis. Ini bisa menghambat pengembangan keterampilan berpikir analitis yang mendalam.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah cara pembelajaran, termasuk dalam PPKn. Teknologi memungkinkan akses yang lebih luas terhadap sumber daya pembelajaran dan menciptakan metode pembelajaran yang lebih interaktif. Namun, tantangan yang muncul adalah bagaimana teknologi ini dapat digunakan secara efektif untuk mendukung tujuan pembelajaran PPKn yang berfokus pada pembentukan karakter dan internalisasi nilai-nilai Pancasila. Misalnya, penggunaan video konferensi dalam pembelajaran daring memungkinkan interaksi yang lebih luas antara dosen dan mahasiswa, tetapi jika tidak dikelola dengan baik, hal ini bisa mengurangi kedalaman diskusi tentang nilai-nilai Pancasila. Dalam situasi seperti ini, mahasiswa mungkin lebih cenderung berfokus pada aspek teknis dari pembelajaran, seperti bagaimana menggunakan teknologi, daripada mendalami nilai-nilai yang seharusnya menjadi inti dari pembelajaran PPKn (Sunandi, Isep, et al. 2023).
Â
Diskusi Kelompok Berbasis Teknologi sebagai Metode Pembelajaran PPKn