Mohon tunggu...
Yusrizal Karana
Yusrizal Karana Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dengkul

21 Juli 2024   16:02 Diperbarui: 21 Juli 2024   16:02 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meski dengan jalan sambil mengangkang, Bambang tetap ceria dengan ingatan barunya. Perban yang berisi ramuan di dengkulnya, ia buat serapi mungkin agar tampak lebih tampan.

Lama-lama dorongan hatinya untuk pergi kerja tidak terbendung. Ia ingin menemui kolega di kantornya sambil pamer memori baru yang dipasang di kedua belah dengkulnya.

"Jangan ngantor dulu mas, nanti dengkulnya kebentur meja atau benda lainnya, malah tambah urusan," cegah istrinya.

Tapi keinginan Bambang tidak bisa dicegah. Ia tetap ngotot mau ngantor. Sampai di ruang lobby, Bambang disambut rekan-rekan kerjanya. Tetapi ia sangat terkejut melihat mereka yang jalannya juga mengangkang. Rekan kerjanya juga tidak kalah terkejutnya melihat kedua dengkul Bambang diperban.

Mereka pun cekikikan dan tertawa lepas sambil jalan ngangkang rame-rame menuju ruang kerja. Mereka mulai menikmati penampilan baru dengan dengkul yang unik.

Kreatifitas dan inovasi pun bermunculan untuk memperindah dengkul mereka dengan berbagai accessories. Ada yang memasangkan topi, sorban, dan lain-lain dengan corak warna-warni pada kedua dengkul mereka.

Ada juga yang mengikat dengkulnya dengan pita, agar ibu-ibu pejabat itu nampak lebih anggun dan cantik. Sementara kepala mereka dibiarkan tidak terurus. Beberapa di antaranya bahkan bersarang balagendir bercampur kelemur di rambutnya. Mereka berjalan berbaris, beriringan seperti bebek turun ke sawah.                                                               

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun