Perencanaan keuangan yang baik harus diimbangi dengan action yang selaras dan tegas demi keberhasilan dari tujuan perencanaan tersebut. Sebentar lagi akhir bulan, bagi yang sistem gajiannya di akhir bulan mulai dari tanggal 25 hingga akhir tanggalan setiap bulannya pasti akan merasa happy karena sebentar lagi punya duit alias gajian, namun bagi yang sistemnya di awal bulan semisal tanggal 1 tiap bulannya, pertengahan bulan adalah waktu yang bisa bikin kita nangis dan diet serius. Kenapa demikian? Malam ini saya membagi penggajian di masyarakat dengan dua kategori:Â
1. Gaji Bawang
Bagi orang yang memiliki gaji pas pasan apalagi di bawah Upah Minimum Regional (UMR) hari hari setelah gajian akan membuat seisi rumah menangis. Karena tidak cukup untuk membeli apapun persis sama ketika  kita akan mengeluarkan air mata saat mengupas bawang. Bagi yang sadar gajinya adalah gaji bawang maka segeralah mencari cara mendapatkan penghasilan lebih.Bisa dengan cara berbisnis kecil kecilan atau mulailah melirik aktivitas semisal menjadi Blogger yang sekarang menjadi trend baru kaum urban.
2. Gaji Diet
Nah bagi yang memilki penghasilan atau gajian yang bila sudah didapatkan malah tidak bisa dibuat makan alias menjadi diet terpaksa.Gaji yang didapat hanya cukup untuk kebutuhan tertentu.Otomatis orang yang memiliki gaji ini akan melakukan penghematan dengan  segala cara termasuk  menahan rasa ingin membeli makanan selain bahan pokok di rumah.Â
Bila anda mengalami hal ini, maka segeralah bergabung dengan orang orang positif cari tambahan demi keberlangsungan perekonomian keluarga. Berwiraswasta atau bekerja tambahan diluar  pekerjaan utama lebih disarankan. Bila tidak dilakukan maka diet anda akan berlangsung tanpa batas waktu.
***
Kedua sistem penggajian di atas tidak berlaku untuk dipakai berhemat.Hemat pangkal kaya tidak ada kamusnya ketika kita memiliki salah satu sistem tersebut.Merencanakan keuangan dengan baik setelah memperoleh penghasilan adalah hal utama.Kelebihan dari penghasilan setelah dipotong pengeluaran barulah bisa ditabung atau diinveatasikan ke tempat yang bisa kita kontrol. Saya pernah membaca buku yang inspiratif di mana di dalamnya diceritakan seseorang yang bekerja sebagai juru tulis yang mempunyai penghasilan tidak seberapa namun dia pandai menyimpan uang. Sesen demi sen dia kumpulkam hingga menjadi nilai yang banyak
Namun petaka datang, suatu saat dia mendatangi seorang alim pandai dan mengadu tentang uangnya yang habis. Ketika ditanya kemana uang yang dikumpulkannya bertahun tahun itu, sang juru tulis menjawab dia tertarik ajakan seorang pandai batu untuk diinvestasikan ke benda berharga semisal emas."Untungnya bisa berlipat lipat" Kata juru tulis itu menirukan sang pandai batu.Â
Tentu saja jawaban inilah yang menjadi sebab musabab kenapa uang dari juru tulis ini habis tak bersisa.Yang pertama adalah si juru tulis menaruh uangnya dalam satu keranjang, di mana kalau keranjang itu hilang maka hilang pula uang itu. Kedua sang juru tulis mempercayakan pengelolaan uangnya kepada yang bukan ahlinya.Bagaiamana tidak? Sang pandai batu bata adalah orang yang hanya menguasai satu jenis batu yaitu batu bata tadi. Bila dia mengelola benda berharga seperti halnya emas atau berlian pastilah tak ada ilmunya, maka dipastikan tamatlah riwayat uang sang juru tulis.Â
Hal ketiga, yaitu  sang juru tulis tidak bisa mengontrol uangnya dengan tangannya sendiri. Dengan memberikan kepercayaan penuh kepada sang pandai batu bata, Juru tulis tersebut tak punya kuasa untuk melindungi dirinya dari kerugian. Pelajarannya adalah bila ingin berinvestasi pastikan anda bisa mengontrolnya baik di saat untung maupun saat meminimalkan kerugian.