Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Agar Lebih Produktif, 9 Kebiasaan Merusak Ini Harus Dihentikan

10 Mei 2019   20:31 Diperbarui: 11 Mei 2019   13:07 1438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Produktivitas dalam diri harus selalu dikembangkan (Sumber: lifestyle.kompas.com)

"Dengan disiplin diri dan pengendalian diri yang terus  menerus, dapat mengembangkan kekuatan karakter Anda"- Grenville Kleiser

Kata kuncinya adalah produktivitas diri yang harus terus menerus dilatih dan dikembangkan. Sebab, untuk apa menjalani hidup bila tidak produktif, tidak menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Dan itu disebut kesia-siaan. Dan hidup yang sia-sia tidak ada gunanya.

Produktivitas itu tidak saja untuk kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk orang lain, kepentingan perusahaan di mana berkarya, atau untuk kehidupan keluarga yang semakin bertumbuh dan berkembang dengan baik.

Jadi, siapapun dan di manapun seseorang bekerja, berkarya atau melayani, harus menyadari dan memahami bahwa pekerjaan, karya dan pelayanannya harus menghasilkan, harus produktif. 

Produktivitas artinya ketika menggunakan sumber daya baik material maupun non material seperti waktu, pikiran dan tenaga maka harus menghasilkan sesuatu yang nilainya lebih besar dari sumber daya yang digunakan. Semakin besar perbedaannya itu pertanda semakin produktif lah hidup dan pekerjaannya.

Pertanyaan kuncinya adalah mengapa seseorang yang berkarya tidak produktif, tidak menghasilkan apa-apa? Inilah yang coba diurai dengan artikel kali ini sebagai acuan bagi siapapun untuk segera menyadari dan bergegas memperbaikinya.

Pahamilah bahwa sesungguhnya tidak ada orang lain atau kekuatan apapun yang mampu menyabot produktivitas Anda, kecuali kebiasaan buruk yang ada di dalam diri Anda. Kebiasaan-kebiasaan buruk itulah yang sangat berbahaya, merusak hidup, dan  merayap perlahan-lahan hingga Anda bahkan tidak menyadari kerusakan yang disebabkannya.

Perilaku yang tanpa disadari dan terbentuk menjadi kebiasaan buruk akan memperlambat hidup Anda dalam segala hal, mengurangi akurasi Anda dalam bekerja setiap hari, membuat Anda menjadi kurang sensitip dan kurang kreatif, dan bahkan akan meredam kinerja Anda. Bila hal ini akan dibiarkan terteruskan maka sesungguhnya hidup Anda sudah selesai!

Oleh karena itu, maka tidak ada jalan keluar yang efektif dan jitu selain Anda harus mengontrol kebiasaan buruk Anda, dan bukan hanya demi produktivitas saja tetapi demi masa depan yang akan dijalani dan mimpi yang akan diraih dan diwujudkan.

Ada sebuah hasil penelitian yang menemukan bahwa orang yang melakukan kontrol diri tingkat tinggi cenderung jauh lebih bahagia daripada mereka yang tidak mampu mengontrol diri sendiri, baik pada saat sekarang maupun dalam jangka panjang.

Beberapa kebiasaan buruk menyebabkan lebih banyak masalah daripada keuntungan, dan dengan meniadakan kebiasaan merusak ini akan meningkatkan produktivitas seseorang bahkan sangat memungkinkan Anda menikmati suasana hati positif yang disertai dengan peningkatan kontrol diri yang semakin tinggi.

Travis Bradberry (2019) penulis buku laris berjudul Inteligensi Emosional 2.0, mengidentifikasi ada 9 kebiasaan buruk yang sangat merusak produktivitas seseorang yang harus dihindari untuk implementasikan mulai sekarang, yaitu:

  1. Impulsively surfing the Internet
  2. Perfectionism
  3. Meetings
  4. Responding to e-mails as they arrive
  5. Hitting the snooze button
  6. Multitasking
  7. Putting off tough tasks
  8. Using your phone, tablet, or computer in bed
  9. Eating too much sugar

Pertama, berselancar di internet secara impulsif
Harus disadari bahwa banyak orang melakukan sesuatu secara impulsif terus menerus, dan setelah sampai pada kondisi parah dan menjadi penyakit baru sadar tetapi sudah sangat terlambat untuk memperbaikinya.

Secara sederhana, makna perilaku impulsif adalah kondisi saat seseorang mendapatkan dorongan untuk melakukan sebuah tindakan tanpa memikirkan konsekuensinya terlebih dahulu, dan seseorang yang memiliki sifat impulsif sering kali dianggap labil oleh orang-orang sekitarnya.

Pada zaman digital seperti sekarang ini, banyak orang terjebak dalam bermain dengan dunia maya tanpa kontrol yang ketat, sehingga menghabiskan waktu, energi dan pikiran untuk hal-hal yang tidak ada gunanya sama sekali dalam membangun kinerjanya.

Sedikit sekali orang yang paham bahwa butuh 15 menit berturut-turut untuk bisa fokus sebelum Anda dapat sepenuhnya terlibat dalam tugas yang akan Anda kerjakan. Setelah melakukannya, Anda akan jatuh ke dalam kondisi euforia peningkatan produktivitas yang disebut flow state atau "mengalir" atau "keadaan yang mengalir".

Hasil riset menunjukkan bahwa orang yang berada dalam keadaan mengalir, akan lima kali lebih produktif daripada yang seharusnya. Nah, bayangkan ketika Anda mengklik keluar dari pekerjaan yang sedang Anda tekuni, mungkin karena Anda merasa gatal untuk memeriksa berita, Facebook, skor olahraga, atau apa pun yang Anda miliki, ini menarik Anda keluar dari aliran pekerjaan yang sedang Anda tekuni saat itu. Artinya ada semacam break time.

Ini berarti Anda harus melewati 15 menit fokus berkelanjutan untuk memasuki kembali kondisi mengalir dalam pekerjaan yang ditekuni. Klik masuk dan keluar dari pekerjaan yang sedang Anda kerjakan, dan Anda dapat menjalani sepanjang hari tanpa mengalami keadaan yang mengalir. Akan menjadi kesia-siaan.

Kedua, perfeksionis atau kesempurnaan
Kebanyakan penulis menghabiskan waktu berjam-jam untuk bertukar pikiran tentang karakter dan plot, dan mereka bahkan menulis halaman demi halaman yang mereka tahu tidak akan pernah mereka masukkan ke dalam buku yang sedang ditulisnya. Mereka melakukan ini karena mereka tahu bahwa ide memerlukan waktu untuk berkembang.

Mereka sering mengalami sebuah situasi di mana ada kecenderungan membeku ketika saatnya untuk memulai karena sangat tahu bahwa ide-idenya tidak sempurna dan apa yang akan dihasilkan mungkin tidak ada gunanya.

Tetapi bagaimana Anda bisa menghasilkan sesuatu yang hebat jika Anda tidak memulai dan memberikan waktu kepada ide-ide Anda untuk berkembang?

Seorang penulis bernama Jodi Picoult merangkum dengan sangat baik tentang pentingnya menghindari perfeksionisme, "Anda dapat mengedit halaman yang buruk, tetapi Anda tidak dapat mengedit halaman kosong."

Ketiga, rapat-rapat melahap waktu berharga Anda
Tradisi rapat yang sangat tidak terkelola dengan baik menjadi kebiasaan yang merusak dan menghabiskan produktivitas seseorang. Dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, manajemen rapat harus direvolusi kaerna menghabiskan sumber daya yang sangat mahal seperti waktu, pikiran, tenaga dan sebagainya

Menyadari hal demikian, maka sesungguhnya mereka-mereka yang tergolong dalam kelompok orang yang sangat produktif akan menghindari pertemuan atau rapat-rapat sebanyak mungkin secara manusiawi. Artinya, bila tidak sangat terpaksa mereka akan menghindari untuk ada didalam rapat tersebut.

Mereka tahu bahwa rapat akan berlangsung selamanya jika mereka membiarkannya, jadi ketika mereka harus mengadakan pertemuan, mereka memberi tahu semua orang di awal bahwa mereka akan mematuhi jadwal yang dimaksud.

Ini menetapkan batas yang jelas yang memotivasi setiap orang untuk lebih fokus dan efisien. Sebab fungsi rapat sebagai forum pengambilan keputusan tidak harus menghabiskan waktu yang lama. Dan sesungguhnya itu menjadi wilayah kewenangan dari level manajerial yang memang diberikan tugas untuk itu.

Keempat, menanggapi e-mail saat mereka tiba
Banyak orang terjebak dalam perangkat yang disebut bermain email dan dunia maya. Terutama ketika tidak mampu mengelola dan mengendalikan waktu dan kesempatan untuk membuka dan membalas email yang masuk. Harusnya ada aturan yang harus di pedomani untuk membuka dan membalas dan mengelola email itu.

Yang benar adalah bahwa mereka yang termasuk dalam kelompok orang-orang yang sangat produktif tidak membiarkan email mereka menjadi gangguan terus-menerus dan menginterupsi konsentrasi pekerjaan mereka.

Selain memeriksa email sesuai jadwal, mereka memanfaatkan fitur yang memprioritaskan pesan oleh pengirim. Mengelola email dengan menetapkan peringatan untuk vendor paling penting dan pelanggan terbaik yang harus ditanggapi, dan lebih baik menyimpan sisa emailnya sampai mencapai titik perhentian dalam pekerjaan yang sedang ditekuni dan dalam keadaan mengalir dan mengalir.

Beberapa orang bahkan membuat autoresponder yang membuat pengirim tahu kapan mereka akan memeriksa email mereka lagi.

Kelima, menekan tombol snooze
Kebiasaan kelima ini sering sekali merusak produktivitas seseorang karena ketidakmampuan mengontrol diri dalam mengelola tidur dan istirahatnya

Setiap orang harus paham betul bahwa ketika memasuki waktu tidur, otak Anda bergerak melalui serangkaian siklus yang rumit, dan biasanya yang terakhirlah yang akan mempersiapkan diri Anda untuk waspada saat bangun tidur.

Itulah sebabnya Anda kadang-kadang bangun tepat sebelum jam alarm berbunyi, karena sebenarnya otak Anda tahu sudah waktunya untuk bangun dan sudah siap untuk melakukannya. Itu yang terjadi sebenarnya.

Tetapi, inilah problemnya, yaitu saat Anda menekan tombol snooze dan tertidur kembali, akibatnya adalah Anda kehilangan kewaspadaan ini dan bangun kemudian, Anda akan merasakan kelelahan dan bawaannya adalah pusing. Yang terburuk dari semuanya, Anda akan menjadi kacau dan  grogi ini bisa memakan waktu berjam-jam untuk menghilangkan dan menstabilkan psikis Anda.

Jadi pesan kuncinya adalah, bahwa tidak peduli seberapa lelahnya Anda ketika jam alarm berbunyi, paksa diri Anda untuk segera bangun dari tempat tidur jika Anda ingin memiliki pagi yang produktif dan ceria sepanjang hari.

Keenam, multitasking
Multitasking dimaknai sebagai perilaku seseorang yang melakukan banyak pekerjaan secara bersamaan dengan sendirian dalam sebuah situasi pekerjaan. Mungkin saja ada orang yang memiliki bakat untuk itu kendati jumlahnya sedikit, tetapi lebih banyak orang yang berlagak mampu multitasking.

Kesimpulannya adalah bahwa sesungguhnya kebiasaan perilaku multitasking itu merupakan pembunuh produktivitas nyata seseorang.

Hasil-hasil riset menegaskan bahwa multitasking kurang produktif daripada melakukan satu hal pada suatu waktu secara fokus dan maksimal.

Para peneliti menemukan bahwa orang-orang yang secara teratur di bombardir dengan beberapa aliran informasi elektronik tidak dapat memperhatikan, mengingat informasi, atau beralih dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain serta mereka yang menyelesaikan satu tugas pada satu waktu.

Yang terjadi bagi orang yang suka multitasking adalah ketika Anda mencoba melakukan dua hal sekaligus, otak Anda tidak memiliki kapasitas untuk melakukan kedua tugas dengan sukses atau secara maksimal. Keduanya menjadi tidak mencapai target produktivitas yang tinggi.

Tetapi bagaimana jika beberapa orang memiliki talenta khusus untuk multitasking?

Hasil penelitian mencoba membandingkan kelompok orang, berdasarkan kecenderungan mereka untuk melakukan banyak tugas dan keyakinan mereka bahwa itu membantu kinerja mereka.

Mereka menemukan bahwa multitasker itu sangat berat, karena mereka yang melakukan banyak tugas banyak dan merasa itu meningkatkan kinerja mereka, sebenarnya lebih buruk dalam melakukan banyak tugas daripada mereka yang suka melakukan satu hal pada satu waktu atau focusing.

Multitasker yang sering melakukan lebih buruk karena mereka lebih sulit mengatur pikiran mereka dan menyaring informasi yang tidak relevan, dan mereka lebih lambat dalam beralih dari satu tugas ke tugas lain.

Ketujuh, menunda tugas berat
Sebenarnya setiap orang memiliki jumlah energi mental yang terbatas, dan ketika menghabiskan energi ini, pengambilan keputusan dan produktivitas yang dialami akan menurun dengan cepat. Ini disebut kelelahan dalam proses membuat dan menghasilkan keputusan.

Ketika Anda menunda tugas yang sulit sampai larut malam karena mereka mengintimidasi, dan kemudian yang dilakukan adalah Anda menyimpannya saat Anda dalam keadaan terburuk.

Untuk mengatasi kelelahan dalam pengambilan keputusan, Anda harus menangani tugas-tugas kompleks di pagi hari ketika pikiran Anda segar. Jangan kerjakan tugas berat di sore atau malam hari atau di sisa waktu Anda. Ini sangat merusak produktivitas yang akan dicapai

Kedelapan, menggunakan ponsel, tablet, atau komputer di tempat tidur
Ini adalah masalah besar yang kebanyakan orang bahkan tidak disadari akan merusak waktu tidur dan produktivitas mereka tidak pernah akan mencapai maksimum yang seharusnya.

Banyak orang tidak menyadari tentang efek dari cahaya yang diterima oleh tubuh, mata dan pikiran kita akan mempengaruhi seluruh metabolisme dalam tubuh. Pemahaman akan hal ini akan menghindarkan kerusakan-kerusakan yang tidak perlu terjadi.

Cahaya biru dengan panjang gelombang pendek memainkan peran penting dalam suasana hati, tingkat energi, dan kualitas tidur Anda, pagi hari, siang hari atau bahkan malam hari.

Di pagi hari, sinar matahari mengandung konsentrasi tinggi dari cahaya biru ini. Ketika mata Anda terpapar langsung, cahaya biru menghentikan produksi hormon melatonin yang merangsang tidur dan membuat Anda merasa lebih waspada.

Di sore hari, sinar matahari kehilangan cahaya biru, yang memungkinkan tubuh Anda memproduksi melatonin dan mulai membuat Anda merasa kelelahan dan bawaannya menjadi mengantuk. Dan ini dia, menjelang malam hari, otak Anda tidak mengharapkan paparan cahaya biru dan sangat sensitif terhadapnya.

Kenyataan yang ada adalah bahwa sebagian besar perangkat malam favorit banyak orang adalah laptop, tablet, televisi, dan ponsel yang memancarkan cahaya biru dengan panjang gelombang pendek, dan untuk laptop, tablet, dan ponsel Anda, mereka melakukannya dengan sangat terang dan tepat di wajah Anda.

Paparan sinar biru dari alat elektronik ini merusak produksi melatonin dan mengganggu kemampuan Anda untuk tertidur serta kualitas tidur Anda begitu Anda tertidur. Seperti yang kita semua alami, tidur malam yang buruk memiliki efek buruk pada produktivitas.

Hal terbaik yang dapat Anda lakukan adalah menghindari perangkat ini setelah makan malam, jangan bersentuhan sedapat mungkin. Kecuali televisi OK untuk kebanyakan orang selama mereka duduk cukup jauh dari layar televisinya.

Kesembilan, makan terlalu banyak gula
Glukosa berfungsi sebagai "pedal gas" untuk energi di otak, sehingga seseorang membutuhkan dan  perlu glukosa untuk berkonsentrasi pada tugas-tugas yang menantang, sulit dan berat.

Dengan terlalu sedikit glukosa, biasanya Anda merasa kelelahan yang sangat mengganggu, tidak fokus, dan lambat dalam bekerja; tetapi kalau terlalu banyak glukosa membuat Anda gelisah dan tidak dapat berkonsentrasi dalam mengerjakan tugas Anda.

Hasil riset memperlihatkan sweet spot adalah sekitar 25 gram glukosa yang dibolehkan. Yang sulit adalah Anda bisa mendapatkan 25 gram glukosa ini dengan cara apa pun yang Anda inginkan, dan Anda akan merasakan hal yang sama, setidaknya pada awalnya.

Perbedaannya terletak pada berapa lama produktivitas berlangsung. Katakanlah semacam kue donat, minuman bersoda, dan bentuk lain dari gula rafinasi yang akan memicu peningkatan energi yang hanya berlangsung selama 20 menit. 

Pada sisi lain,  sementara makanan seperti oatmeal, beras merah, dan makanan lain yang mengandung karbohidrat kompleks melepaskan energi mereka secara perlahan, yang memungkinkan Anda mempertahankan fokus Anda dalam jangka waktu yang lama. Dan yang terakhir inilah yang harus dilakukan.

Apabila hendak membuat hidup ini bermanfaat maka lakukan segala sesuatu secara produktif, dan hindari melakukan sesuatu yang tidak menghasilkan apa-apa karena itu akan kesia-siaan belaka. Jangan mau menjalani hidup setiap hari hanya menuju kesia-siaan saja.

Yupiter Gulo, 10 Mei 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun