Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Agar Lebih Produktif, 9 Kebiasaan Merusak Ini Harus Dihentikan

10 Mei 2019   20:31 Diperbarui: 11 Mei 2019   13:07 1438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Produktivitas dalam diri harus selalu dikembangkan (Sumber: lifestyle.kompas.com)

Beberapa kebiasaan buruk menyebabkan lebih banyak masalah daripada keuntungan, dan dengan meniadakan kebiasaan merusak ini akan meningkatkan produktivitas seseorang bahkan sangat memungkinkan Anda menikmati suasana hati positif yang disertai dengan peningkatan kontrol diri yang semakin tinggi.

Travis Bradberry (2019) penulis buku laris berjudul Inteligensi Emosional 2.0, mengidentifikasi ada 9 kebiasaan buruk yang sangat merusak produktivitas seseorang yang harus dihindari untuk implementasikan mulai sekarang, yaitu:

  1. Impulsively surfing the Internet
  2. Perfectionism
  3. Meetings
  4. Responding to e-mails as they arrive
  5. Hitting the snooze button
  6. Multitasking
  7. Putting off tough tasks
  8. Using your phone, tablet, or computer in bed
  9. Eating too much sugar

Pertama, berselancar di internet secara impulsif
Harus disadari bahwa banyak orang melakukan sesuatu secara impulsif terus menerus, dan setelah sampai pada kondisi parah dan menjadi penyakit baru sadar tetapi sudah sangat terlambat untuk memperbaikinya.

Secara sederhana, makna perilaku impulsif adalah kondisi saat seseorang mendapatkan dorongan untuk melakukan sebuah tindakan tanpa memikirkan konsekuensinya terlebih dahulu, dan seseorang yang memiliki sifat impulsif sering kali dianggap labil oleh orang-orang sekitarnya.

Pada zaman digital seperti sekarang ini, banyak orang terjebak dalam bermain dengan dunia maya tanpa kontrol yang ketat, sehingga menghabiskan waktu, energi dan pikiran untuk hal-hal yang tidak ada gunanya sama sekali dalam membangun kinerjanya.

Sedikit sekali orang yang paham bahwa butuh 15 menit berturut-turut untuk bisa fokus sebelum Anda dapat sepenuhnya terlibat dalam tugas yang akan Anda kerjakan. Setelah melakukannya, Anda akan jatuh ke dalam kondisi euforia peningkatan produktivitas yang disebut flow state atau "mengalir" atau "keadaan yang mengalir".

Hasil riset menunjukkan bahwa orang yang berada dalam keadaan mengalir, akan lima kali lebih produktif daripada yang seharusnya. Nah, bayangkan ketika Anda mengklik keluar dari pekerjaan yang sedang Anda tekuni, mungkin karena Anda merasa gatal untuk memeriksa berita, Facebook, skor olahraga, atau apa pun yang Anda miliki, ini menarik Anda keluar dari aliran pekerjaan yang sedang Anda tekuni saat itu. Artinya ada semacam break time.

Ini berarti Anda harus melewati 15 menit fokus berkelanjutan untuk memasuki kembali kondisi mengalir dalam pekerjaan yang ditekuni. Klik masuk dan keluar dari pekerjaan yang sedang Anda kerjakan, dan Anda dapat menjalani sepanjang hari tanpa mengalami keadaan yang mengalir. Akan menjadi kesia-siaan.

Kedua, perfeksionis atau kesempurnaan
Kebanyakan penulis menghabiskan waktu berjam-jam untuk bertukar pikiran tentang karakter dan plot, dan mereka bahkan menulis halaman demi halaman yang mereka tahu tidak akan pernah mereka masukkan ke dalam buku yang sedang ditulisnya. Mereka melakukan ini karena mereka tahu bahwa ide memerlukan waktu untuk berkembang.

Mereka sering mengalami sebuah situasi di mana ada kecenderungan membeku ketika saatnya untuk memulai karena sangat tahu bahwa ide-idenya tidak sempurna dan apa yang akan dihasilkan mungkin tidak ada gunanya.

Tetapi bagaimana Anda bisa menghasilkan sesuatu yang hebat jika Anda tidak memulai dan memberikan waktu kepada ide-ide Anda untuk berkembang?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun