Contoh-contoh itu semua merupakan ungkapan-ungkapan yang tak ada manfaatnya, karena niatnya menghakimi, mencari kambing hitam dan jauh dari keinginan untuk mencari solusi yang terbaik bagi semua orang dan bagi situasi yang ada.
Masih ingat tentang sebuah ungkapan yang terkenal yaitu, "Anda bisa mengubur seluruh pernikahan Anda hanya dengan menggali sedikit demi sedikit namun sering." Ya, sedikit demi sedikit lama lama menjadi bukit. Kehancuran tidak mulai dari yang besar tetapi mulai dari hal hal terkecil tetapi selalu, senantiasa dan sering diulang dan dilakukan maka kehancuran akan terjadi dengan sendirinya.
Pola ini juga berlaku untuk semua situasi dan keadaan dan hubungan hubungan lainnya. Hubungan antara karyawan dalam perusahaan bisa hancur kalau sikap dan kebiasaan mengahakimi selalu terus diulang dan diulang dengan pola yang sama.
Dan hendak meyakinkan siapapun bahwa ini bukanlah sikap dan perilaku seorang yang disebut bijaksana. Kalau ingin menjadi orang yang bijaksana dalam hidup Anda, maka jauhi sikap dan kebiasaan menghakimi.
3. Berselisih
Sumber konflik yang ketiga adalah berselisih antara orang dengan orang. Berselisih pada umumnya bukan karena hal besar tetapi biasanya dari hal-hal sepele, reseh, tidak berguna dan termasuk sampah.
Seorang ahli bernama William James suatu kali pernah berkata, "Kunci hikmat dan kebijaksanaan adalah tau apa yang harus dilupakan." Oleh karena itu belajarlah untuk cepat dan mudah memaafkan! Sebab beberapa besar dan berat perkara dan persoalan yang diselisihkan tidak sepadan untuk dipertengkarkan dengan hasil yang diberikan.
Pesan penting dan kabar baiknya adalah sadarilah bahwa apabila Anda ingin bijaksana dalam hubungan Anda dengan siapapun, jangan membalas amarah orang lain dengan amarahmu sendiri.
Karena sungguh betul pesan bijaksana yang berkata bahwa orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan, dan kebodohan akan menghancurkan tidak saja hidupnya sendiri tetapi juga hidup orang lain.
Be wise!
Yupiter Gulo, 3 Januari 2019