Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kiat Menghadapi Pimpinan yang Buruk di Tempat Kerja

25 Juni 2018   17:03 Diperbarui: 26 Juni 2018   18:48 7161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: peoplehro.com

Ada sebuah ungkapan bijak yang mengatakan bahwa "sistem yang buruk akan menghancurkan orang-orang yang baik, orang-orang yang buruk akan menghancurkan sistem yang baik".

Pimpinan yang buruk akan bisa menghacurkan sistem yang baik, bahkan bukan hanya sistem yang hancur tetapi juga orang-orang yang ada dibawahnya akan bisa hancur juga, apabila bawahannya tidak mampu mengenali dan mengatasi pimpinan yang buruk itu. Pimpinan yang buruk pasti akan mencemari lingkungan kerjanya.

Dalam banyak situasi, perilaku buruk seorang pemimpin sangat mungkin melakukannya tanpa menyadarinya bahkan bisa jadi karena sudah menjadi habits atau kebiasaannya. 

Namun, harus disadari juga bahwa sangat mungkin ada pimpinan yang melakukan secara sadar dan terencana, bahkan merasa sangat bangga dengan perilaku buruk itu, menjadi instrumennya meraih kesuksesan di tempat kerjanya. Kendati demikian, perlu sungguh-sungguh disadari bahwa perilaku buruk seorang pimpinan dapat merusak perusahaan dan karyawannya tidak pernah akan berhasil dengan baik, dan sebaliknya karyawan bisa menjadi tertekan, frustrasi yang berkepanjangan.

Banyak penelitian yang sudah dilakukan tentang dampak perilaku buruk seorang pimpinan ditempat kerja terhadap kondisi kesehatan dan kinerja karyawan yang dipimpinnya. Bahkan karyawan yang stres karena buruknya perilaku pimpinannya, meningkatkan peluang menderita sakit jantung hingga 50%. 

Di Amerika Serikat, Gallup Organization pernah meneliti dampak buruknya perilaku pimpinan bagi karyawan pemerintahannya, dan hasilnya menunjukkan bahwa 60% pekerja pemerintah mengalami penderitaan psikologis karena kelakukan pimpinannya yang buruk. Ini keadaan yang sangat memprihatinkan dan sangat tidak menolong untuk masa depan yang lebih dan sejahtera.

Lebih menarik lagi hasil penelitian dari Organisasi Gallup ini menemukan pola buruknya pimpinan yang ada menunjukkan bahwa, perilaku pimpinan yang berorientasi pada diri sendiri sebanyak 60%, yang perilakunya keras kepala sebanyak 49%, yang berperilaku terlalu banyak menuntut sebanyak 43%, yang berperilaku impulsif sebanyak 41%, dan yang berperilaku sukanya interupsi menunjukkan angka 39%.

Bagaimana bila pengamatan diarahkan dalam lingkup perusahaan? Hasil penelitian ini memperlihatkan bawa para Manajer mengakui hal yang sama terjadi dalam perusahaan yang mereka kelola, angkanya bisa sampai 64%. 

Ini bisa dipahami karena para Manajer pada level operasional manajerial sangat sensitif pada permainan angka-angka saja sebagai indikator kinerja yang harus dijaga, dipelihara, tidak boleh turun kalau tidak para manajer ini akan menghadapi masalah serius, karena target kinerja tidak tercapai dan bisa saja dipecat dari posisi manajernya. 

Konsekuensinya adalah mereka memperlihatkan perilaku yang buruk terhadap karyawan atau bawahannya.

Jenis Pimpinan yang Buruk dan Cara Mengatasinya

Seorang karyawan yang baik dan profesional harus terus mengembangkan sikap kritis di tempat kerjanya agar tidak menjadi korban dari perilaku buruk seorang pimpinan. 

Kalau merasa tidak mampu menghadapi dan akan menderita terus menerus, maka tidak ada pilihan lain, harus pergi dan keluar dari lingkungan kerja yang tercemar itu. 

Tidak mudah mengidentifikasi pimpinan yang memiliki perangai dan perilaku buruk terhadap bawahannya. Bisa jadi karena sudah sangat lama bekerja disuatu jabatan maka dianggapnya biasa-biasa saja, padahal sesungguhnya sangat mematikan secara langusung. 

Pakar Emosional Inteligen, Travis Bradberry mengidentifikasi ada beberapa macam pimpinan yang berperilaku buruk di tempat kerja yang harus diwaspadai dan bila perlu harus dikelola dengan tepat.

Pertama, Kawan yang Tidak Pantas

Bila ada pimpinan yang terlalu baik bahkan terlalu ramah, berhati-hati. Dia terus-menerus mengundang Anda untuk nongkrong di luar kantor dan terlibat dalam gosip kantor yang tidak bermanfaat. Tidak segan-segan untuk menggunakan pengaruhnya mendapatkan teman dengan mengorbankan pekerjaannya. 

Cenderung memilih favorit orang-orang tertentu dan menciptakan perpecahan di antara karyawan, yang menjadi frustrasi oleh ketidakseimbangan dalam memberikan perhatian.

Menghadapi pimpinan yang seperti ini, maka hal terpenting yang harus dilakukan adalah belajar menetapkan batas-batas yang super tegas. Jangan biarkan posisinya mengintimidasi Anda. Sehingga, dengan secara sadar dan proaktif membuat batas, Anda dapat mengendalikan situasi. 

Misalnya, boleh saja bersahabat dengan pimpinan sepanjang hari berkongkow-ria tetapi katakan kalau Anda tidak menyukai minuman dalam jam kerja. Walaupun demikian sangat penting untuk tidak memasang batas yang tidak perlu yang membuat Anda tidak terlihat ramah. Artinya jangan sampai membuatnya melihat Anda sebagai sekutu akan menempatkan Anda pada posisi yang lebih kuat daripada yang bisa Anda perkirakan.

Kedua, Micromanager

Ini jenis perilaku pimpinan yang membuat Anda merasa seolah-olah berada di bawah pengawasan yang sangat ketat. Kesalahan sedikit yang terjadi akan mememerintahkan bawahannya untuk mengulangi lagi dari awal. 

Jenis perilaku pimpinan yang micromanager terlalu memperhatikan detail kecil, dan pengawasan yang berlebihan akan membuat karyawan merasa putus asa, frustrasi, dan bahkan tidak nyaman.

Cara yang paling efektif untuk menghadapi perilaku pimpinan seperti ini, dengan cara memperlihatkan dan membuktikan dirinya fleksibel, kompeten, dan disiplin saat berada dalam komunikasi pekerjaan dan tidak perlu diawasi secara berlebihan. 

Karena sesunggungnya seorang pimpinan yang berperilaku micromanager secara alami tertarik pada karyawan yang menghasilkan pekerjaan seperti yang ia bayangkan. Tantangan dengan micromanager adalah memahami cara yang dibayangkannya. Untuk itu sangat perlu seorang karyawan untuk mengajukan pertanyaan spesifik tentang proyek yang sedang berjalan, sering-seringlah memeriksanya, dan cari kecenderungan dalam umpan balik mikromanager.

Walaupun demikian, ini tidak menjamin berhasil, karena tipe perilaku pimpinan seperti ini tidak akan pernah berhenti mencari sesuatu untuk dianalisis secara berlebihan. 

Ketika ini terjadi, Anda harus belajar untuk mendapatkan rasa kepuasan Anda sendiri. Pesannya adalah, jangan izinkan obsesi pimpinan Anda dengan detail untuk menciptakan perasaan tidak mampu karena ini hanya akan menyebabkan stres dan kinerja yang lebih buruk.

Ketiga, Tiran

Jenis perilaku buruk yang ketiga adalah tiran atau the tyrant, yang mencerminkan keinginan yang berlebihan dan terus-menerus membuat keputusan yang memberi makan egonya sendiri. Perhatian utamanya mempertahankan kekuasaan, dan akan memaksa dan mengintimidasi orang lain untuk melakukannya. 

Sang tiran menganggap para pegawainya sebagai geng kriminal di atas kapalnya. Akan mengklasifikasikan orang-orang dalam pikirannya dan memperlakukan mereka dengan menganggap orang berprestasi tinggi yang menantang pemikirannya diperlakukan sebagai pemberontak. 

Karyawan yang mendukung dengan gerakan kesetiaan akan di posisi pertama, dan karyawan yang berperforma buruk terjebak membersihkan kakus dan menyeka geladak saja.

Nasehat dan strategi yang menyakitkan tetapi efektif menghadapi perilaku seorang tiran adalah dengan mempresentasikan gagasan Anda dengan cara yang memungkinkanya untuk mengambil sebagian gagasan itu. Sang tiran kemudian dapat mempertahankan egonya tanpa harus menutup gagasan Anda. 

Selalu cepat memberinya gagasan meskipun dia tidak mungkin membalasnya, karena ini pasti akan menempatkan Anda pada sisi baiknya. Juga, untuk bertahan hidup sebagai tiran, Anda harus memilih pertempuran Anda dengan bijaksana. 

Jika Anda berlatih kesadaran diri dan mengelola emosi, dapat secara rasional memilih pertempuran yang layak diperjuangkan dan mana yang seharusnya lepaskan. Dengan cara ini tidak akan menemukan diri Anda dalam tugas jamban.

Keempat, Incompetent

Seorang pimpinan yang buruk kelakukannya sangat mungkin terjadi karena saat ditempatkan sebagai pimpinan ternyata tidak sesuai dan tidak memiliki kompetensi, atau karena promosi yang didapatkannya sangat tergesa-gesa, sehingga tuntutan tugas dan tanggung jawabnya sangat jauh dari kemampuan yang dimilikinya. Atau sesungguhnya dia berkompeten tetapi disekitarnya ada banyak pembisik-pembisik yang sudah terlalu karatan dibawahnya.

Menghadapi perilaku pimpinan seperti ini, maka jika Anda merasa frustrasi dengan pimpinan jenis ini, itu mungkin karena Anda memiliki pengalaman yang tidak ia miliki. Penting untuk menelan kebanggaan Anda sendiri terlebih dahulu dan berbagi pengalaman dan pengetahuan kepadanya, tanpa mempermalukannya. 

Bagikan informasi yang dibutuhkan sang pimpinan ini untuk tumbuh menjadi perannya, dan Anda akan menjadi sekutu dan orang kepercayaannya.

Kelima, Robot

Jenis kelima ini disebut jenis pemimpian berperilaku robot, ya robot! 

Dalam pikiran robot, Anda itu karyawan nomor 72 dengan hasil produksi 84 persen dan tingkat pengalaman 91. Pimpinan jenis ini membuat keputusan berdasarkan angka-angka, dan ketika dia dipaksa mencapai kesimpulan tanpa data yang tepat, dia merusak dirinya sendiri. 

Dia membuat sedikit atau tidak ada usaha untuk berhubungan dengan karyawannya dan sebagai gantinya, hanya melihat ke nomor untuk memutuskan siapa yang tak ternilai dan siapa yang harus pergi.

Menghadapi pimpinan jenis robot, agar berhasil dengan robot, perlu berbicara dengan menggunakan bahasanya dan jangan gunakan bahasa lain. Ketika memiliki ide maka pastikan Anda memiliki data untuk mendukungnya. 

Hal yang sama berlaku untuk kinerja yang dicapai, Anda perlu tahu apa yang dia hargai dan dapat menunjukkannya kepadanya jika ingin membuktikan nilai Anda. 

Setelah mencapai hal ini, Anda dapat mulai mencoba mendorongnya keluar dari zona kenyamanan anti-sosialnya. Triknya, dengan menemukan cara untuk terhubung dengan robot secara langsung, tanpa memaksa atau kasar. Jadwalkan pertemuan tatap muka dan tanggapi beberapa e-mailnya dengan mengetuk pintunya. 

Memaksa dia untuk terhubung dengan Anda sebagai seseorang, betapapun sedikit, akan membuat Anda lebih dari sekadar daftar angka dan memasang wajah untuk nama Anda saja. 

Hanya karena tentang angka-angka, itu tidak berarti Anda tidak dapat membuat pengecualian sendiri. Namun, lakukan dalam dosis kecil, karena dia kemungkinan tidak akan menanggapi dengan baik jenis sosial yang sombong.

Keenam, Visionary

Jenis perilaku pemimpinan visioner ini, kekuatannya terletak pada ide dan inovasinya. Namun, pendekatan kewirausahaan ini menjadi berbahaya ketika sebuah rencana atau solusi perlu diterapkan, dan dia tidak dapat memaksa dirinya untuk fokus pada tugas yang ada. 

Ketika saatnya tiba untuk melaksanakan visinya, dia sudah berangkat ke ide berikutnya, dan Anda pergi untuk mencari tahu sendiri. Pemimpin visioner hanya berkutat saja dari visi ke visi dan biasanya lemah di bagian implementasinya. Bawahannya akan capek sendiri untuk urusan implementasi ketimbang mendapatkan arahan dari sang pemimpin visioner.

Untuk menangani jenis perilaku pemimpin ini dengan sebaik-baiknya, balikkan pikirannya. Dia secara alami mengambil perspektif yang luas, jadi cepat-cepat menyalurkan semuanya menjadi sesuatu yang lebih kecil dan lebih praktis. 

Untuk melakukannya, ajukan banyak pertanyaan spesifik yang memaksanya untuk secara rasional mendekati masalah dan mempertimbangkan potensi hambatan untuk mengeksekusi ide-ide luasnya.

Jangan membantah ide-idenya secara langsung, atau dia akan merasa dikritik; sebaliknya fokuskan perhatiannya pada apa yang diperlukan untuk mengimplementasikan rencananya secara realistis. Seringkali pertanyaan Anda akan menyebarkan rencananya, dan ketika tidak, mereka akan membuatnya mengerti dan berkomitmen upaya yang akan diambilnya untuk membantu mewujudkannya.

Ketujuh, Burung Camar

Inilah contoh perilaku jenis burung camar yang sangat menyakitkan dalam memimpin karyawannnya. Karyawan semua sudah ada di sana, duduk di bawah bayang-bayang manajer burung camar yang memutuskan sudah waktunya untuk menyingsingkan lengan bajunya, menukik, dan mengoceh. 

Alih-alih meluangkan waktu untuk mendapatkan fakta-fakta yang lurus dan bekerja bersama tim untuk mewujudkan solusi yang layak, malah burung camar menyisihkan tumpukan saran formulasi dan kemudian tiba-tiba lepas landas, meninggalkan orang lain di belakang untuk membersihkan kekacauan. 

Seagull atau burung camar berinteraksi dengan karyawan mereka hanya ketika ada api yang dipadamkan. Bahkan kemudian, mereka bergerak masuk dan keluar dengan tergesa-gesa, dan hanya sedikit memikirkan pendekatan mereka, bahwa mereka membuat situasi buruk menjadi lebih buruk dengan membuat frustrasi dan menjauhkan mereka yang paling membutuhkannya.

Menghadapi perilaku burung camar, maka pendekatan kelompok paling cocok. Jika Anda bisa meminta seluruh tim untuk duduk bersamanya dan menjelaskan bahwa pendekatan mendadak untuk memecahkan masalah membuatnya sangat sulit bagi semua orang untuk melakukan yang terbaik, pesan ini kemungkinan besar akan didengar. 

Jika seluruh kelompok bersatu dan memberikan umpan balik yang konstruktif dan tidak mengancam, burung camar akan lebih sering daripada tidak menemukan cara yang lebih baik untuk bekerja dengan timnya. Sangat mudah untuk mengenali burung camar. Mintalah kelompok itu memberinya sedikit dorongan, dan hal-hal pasti akan berubah menjadi lebih baik.

Siapapun karyawan tidak pernah mengharapkan mendapatkan seorang pimpinan yang berperilaku buruk, bahkan buruk sekali sampai merusak. 

Jadilah karyawan yang smart, professional dan sukses tentunya. Orang-orang sukses tahu bagaimana memanfaatkan situasi yang buruk. Pimpinan yang buruk tidak menghalangi keberhasilannya karena sangat memahami bahwa kesuksesan hanyalah produk dari seberapa baik dapat memainkan peran yang telah Anda tangani.

Ketika "tangan" itu adalah pimpinan yang buruk, orang-orang sukses mampu mengidentifikasi jenis pimpinan buruk yang mereka kerjakan dan kemudian menggunakan informasi ini untuk mengatasi dan mengelola perilaku atasan mereka. Be smart employee, professional employee, and success employee !

Yupiter Gulo, TSM 24/06/2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun