Gaji, tentu saja, dibutuhkan oleh setiap pekerja untuk pemenuhan kebutuhan hidup. Tetapi, kebutuhan hidup bukanlah sekedar gaji.
Sebab bila ini yang digunakan sebagai dasar pemikiran, maka makna penting karyawan dalam perusahaan tidak lebih dari sekadar faktor produksi saja, sama dengan faktor produksi lainnya, yaitu bahan baku, modal.Â
Karyawan itu bukan bahan baku, dan juga bukan sekedar capital uang saja. Tetapi karyawan itu makhluk yang disebut manusia yang hidup, berdinamika, bertumbuh, dan berkembang karena memiliki jiwa, roh, skil, knowledge, attitude dan ability yang tidak dimiliki oleh faktor produksi yang lain.
Oleh kareannya, lalu makna kerja bagi seorang karyawan bukan sekadar memperoleh gaji bulanan. Tetapi lebih dari itu.
Job menjadi bagian hidup seorang karyawan untuk mengeksplorasi semua potensi dan kemampuan yang dimilikinya untuk terus bertumbuh dan berkembang menjadi optimal dan maksimal.
Makna pekerjaan bagi seorang karywan menjadi sarana untuk menjalani hidup yang bertumbuh dan berkembang menjadi lebih baik dan terus baik.
Meminjam Teori Motivasi dari Abraham Maslow, tentang Hierakhie of Needs, yang menyederhanakan pemenuhan kebutuhan manusia mulai dari yang paling mendasar sampai yang paling tinggi. Maslow menyebutkan setiap orang harus memenuhi kebutuah dasarnya, kebutuhan fisik yaitu makan dan pakaian. Pada level ini orang harus berjuang untuk mendapatkan makan dan minum, sehingga motonya adalah, "Hidup ini demi sepotong roti".Â
Bila kebutuhan dasar terpenuhi baaru muncul kebutuhan keamanan, yaitu butuh tempat tinggal. Setelah itu, muncul kebutuhan sosial untuk saling berelasi dengan orang lain.
Diikuti dengan kebutuhan pengakuan atau penghargaan, dan yang paling tinggi adalah kebutuhan untuk mengaktualisakan diri dan mengembangkan potensi kepribadian dan kompetensi yang dimiliki.
Nah, rasanya makna pekerjaan tidak sesederhana yang dibayangkan. Apa yang dikemukakan oleh Maslow ini, sudah teruji dan menjadi landasan bagi setiap perusahaan untuk mengelola karyawannya yang menduduki job tertentu.
Mungkin saja si employees tidak faham tetapi pihak manajemen harus memahamkan itu pada karyawannya.Â