JENIS-JENIS TINGKAT STRES
Menurut Patel, jenis-jenis stres dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
- Too little stress, pada saat seseorang berada pada keadaan ini, ia belum mengalami tantangan atau hambatan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga tidak menggunakan seluruh kemampuannya untuk memenuhi kebutuhannya. Namun rasa bosan datang menghampiri dan tujuan hidup menjadi kurang penting karena kurangnya semangat atau motivasi.
- Optimum Stres, ketika seseorang dalam keadaan ini merasa seimbang antara suka dan duka hidupnya, karena masih mempunyai pengendalian diri yang baik.
- Too much stress, ketika dalam keadaan seperti itu Anda mulai merasa lelah secara fisik dan mental karena Anda merasa telah bekerja keras setiap hari. Namun, masyarakat kurang istirahat dan tidak mempunyai waktu luang untuk menyembuhkan diri.
- Breakdown stress, pada tahap sebelumnya orang tersebut masih dapat melanjutkan pekerjaannya walaupun relatif tidak bergerak. Pada tahap ini, masyarakat yang harus terus bekerja mengalami keruntuhan fisik dan psikis. Namun pada tingkat ini, seseorang mengalami gejala yang menyakitkan, seperti nyeri psikotik.
PEMICU TIMBULNYA STRES
Stres disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
- Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi stres, karena stimulus yang dirasakan oleh individu selalu lebih kuat dan terus menerus. Hal ini membuat masyarakat frustasi dan tidak mampu mencapai tujuannya. Stres terjadi akibat ketegangan sehari-hari dalam kehidupan seseorang.
- Faktor Kognitif
Stres terjadi ketika orang tidak mampu membuat penilaian kognitif atau menafsirkan suatu peristiwa dengan lebih positif. Orang yang memaknai peristiwa dalam hidupnya sebagai sesuatu yang mengancam, berbahaya, dan tidak mampu menahan tekanan tersebut sangat rentan mengalami stres. Kognitif adalah cara informasi yang diterima individu kemudian diproses dalam pikiran dan kemudian dihasilkan perilaku. Oleh karena itu, memiliki pola pikir dan kemampuan kognitif yang baik seperti berpikir positif sangat membantu seseorang dalam memecahkan masalah agar terhindar dari stres.
- Faktor Kepribadian
Setiap orang hendaknya mempunyai keterampilan yang baik untuk memilih strategi mengatasi permasalahan. Orang yang berciri pesimis bereaksi terhadap situasi yang dihadapinya dengan pikiran negatif. Demikian pula, orang dengan ciri kepribadian optimis cenderung menggunakan strategi penanggulangan yang efektif.
- Faktor Sosial Budaya
Perubahan budaya juga sangat mempengaruhi terjadinya stres, terutama pada etnis minoritas. Sebagai minoritas, orang-orang ini mengalami prasangka, permusuhan dan kurangnya dukungan yang efektif. Hal ini membuat masyarakat merasa terisolasi, menghindari kehidupan sosial dan meningkatkan stres. Kehidupan sosial ekonomi juga sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mengalami stres, misalnya kurangnya dana, tanggung jawab yang berat dan kondisi keuangan yang tidak menentu merupakan stressor yang kuat dalam kehidupan seseorang.
Lalu apa hubungan antara stress dengan berpikir positif? Secara singkat melalui penjelasan ini bahwa berpikir positif dapat membantu mahasiswa untuk mengontrol dan mengatasi stress yang berlebihan dikarenakan beberapa factor tertentu. Oleh karena itu, saya akan membahas lebih detail tentang kedua hal yang sudah disebut tadi antara berpikir positif dan stres.
APA ITU BERPIKIR POSITIF?
Berpikir positif adalah cara untuk lebih condong atau memerhatikan pada hal-hal positif terhadap diri sendiri untuk diri kita sendiri dan orang lain dalam setiap situasi yang kita hadapi, terutama ketika kita menghadapi masalah. Setiap gagasan positif mengkaji setiap masalah sebagaimana adanya, tanpa mempengaruhinya dapat dengan mudah dibuang nanti. Orang yang berpikiran positif  mengarahkan pikirannya pada hal-hal yang positif,  berbicara tentang keberhasilan daripada kegagalan, cinta  dari pada kemarahan, kebahagiaan dari pada kesedihan, iman dari pada rasa takut, kepuasan dari pada kekecewaan, sehingga orang berpikir positif ketika menghadapi masalah.
Berpikir positif bukanlah tentang menghindari situasi sulit. Di sisi lain, berpikir positif berarti memanfaatkan potensi hambatan dengan mencoba melihat yang terbaik dari orang lain dan melihat diri sendiri serta kemampuan Anda secara positif. Setiap permasalahan yang timbul dalam hidup kita perlu diselesaikan dengan cara pandang yang sehat. Tanamkan di dalam diri kita bahwa akan selalu ada solusi yang tepat melalui pemikiran yang positif.
Mari kita bersama-sama memahami jika berpikir positif tidak berarti mengabaikan bagian yang kurang menyenangkan dalam hidup. Berpikir positif adalah tindakan mengambil pendekatan yang lebih positif dan konstruktif terhadap situasi yang sulit. Kamu percaya bahwa yang terbaik adalah yang mungkin terjadi, bukan yang terburuk.
Berpikir positif biasanya melibatkan pembicaraan dengan diri sendiri. Bicara pada diri sendiri adalah percakapan panjang dan mengalir antara kepala dan hati Anda. Pikiran otomatis ini dapat memberikan pengaruh positif atau negatif. Beberapa pernyataan yang Anda buat didasarkan pada logika dan alasan. Percakapan lain tentang diri Anda mungkin berasal dari kebohongan yang Anda buat karena kurangnya informasi atau ekspektasi karena gagasan yang terbentuk sebelumnya tentang apa yang mungkin terjadi.
Jika pikiran yang Anda miliki sebagian besar negatif, perspektif Anda tentang kehidupan cenderung pesimis. Jika pikiran Anda sebagian besar positif, Anda mungkin adalah seorang yang optimis - seseorang yang menggunakan pemikiran positif.