Mohon tunggu...
Yunita Triyani Mendrofa
Yunita Triyani Mendrofa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - S1 Akuntansi

Nama : Yunita Triyani Mendrofa NIM : 43222010178 Prodi : S1 Akuntansi Dosen : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak Kampus : Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB 1 - Efektivitas Berpikir Positif dalam Menurunkan Tingkat Stres

14 Oktober 2023   10:23 Diperbarui: 14 Oktober 2023   11:06 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://png.pngtree.com/

Nama : Yunita Triyani Mendrofa

NIM : 43222010178

Prodi : Akuntansi

Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik

Nama Dosen : Apollo, Prof. Dr, M. Si. Ak

Pernahkah Anda mengalami mimpi yang begitu intens sehingga terasa begitu nyata bahkan setelah Anda terbangun? Sebagai contoh, saya pernah bermimpi bahwa seseorang yang saya sayangi meninggal dunia, dan saya butuh beberapa menit untuk menyadari bahwa ini tidak benar-benar terjadi.

Lalu Anda bertanya-tanya mengapa? Mengapa pikiran kita sulit mengikuti perasaan kita? Ini karena emosi kita sangat kuat. Terkadang, satu-satunya cara untuk melepaskan diri dari emosi yang terkait dengan mimpi adalah dengan menyesuaikan pemikiran kita. Ini berarti kita harus meyakinkan diri kita sendiri bahwa itu hanyalah mimpi dan tidak benar-benar terjadi.

Kekuatan yang dimiliki pikiran kita terhadap apa yang kita rasakan juga memengaruhi kehidupan kita sehari-hari. Hidup tidak selalu konsisten. Terkadang mudah untuk melakukan hal-hal yang baik dalam hidup, dan di lain waktu sangat sulit.

Mungkin Anda bahkan pernah berada dalam situasi yang sama pada waktu yang berbeda dalam hidup Anda dan menanganinya dengan cara yang berbeda pula. Hal ini karena pikiran kita memiliki dampak yang sangat besar terhadap perasaan kita dan pada akhirnya, bagaimana kita berperilaku.

Faktanya, pikiran kita sering kali membentuk emosi kita. Kebahagiaan kita tergantung pada kualitas pikiran kita. Kita bahagia bukan karena kita bahagia, kita bahagia karena kita memaknai hal-hal yang terjadi pada kita sebagai sesuatu yang baik. Di sisi lain, ketika kita menafsirkan hal-hal yang terjadi pada kita sebagai sesuatu yang buruk, kita cenderung merasa tidak bahagia. Pikiran kita menafsirkan hal-hal yang terjadi dalam hidup kita dan oleh karena itu hal itu mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kebahagiaan kita. Hal yang paling membantu yang dapat kita lakukan adalah mengambil langkah mundur dan bertanya apakah pikiran kita membantu kita untuk maju atau membuat kita terjebak.  Pikiran kita menciptakan kebahagiaan atau ketidakbahagiaan. Ketika kita berhenti menciptakan ekspektasi tentang pengalaman, akan lebih mudah untuk merasa lebih positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun