Mohon tunggu...
Yunita Putri Ayu
Yunita Putri Ayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - woman

a woman who like random things and sushi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Manisan Si Mulut Manis

31 Mei 2021   11:10 Diperbarui: 10 Juni 2021   11:39 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi yang cerah saat seorang wanita yang biasa dipanggil dengan Cia mulai bergegas untuk bertemu dengan anaknya. Alicia adalah seorang ibu rumah tangga yang hidup dengan seribu impian di dalam sebuah rumah sederhana.

Sejak kecil Cia berasal dari desa yang cukup jauh dari jalan raya dan tumbuh di dalam keluarga sangat sederhana bersama ayah, ibu, dan adik laki-lakinya. Dia hanya sempat bersekolah sampai Sekolah Menengah Atas (SMA). Hingga sekarang Cia dikenal sebagai wanita yang ceria, cerdas, ringan kepala, dan tajam otak. Saat Alicia berusia 25 tahun, dia dipinang oleh anggota bintara yang sekarang menjadi perwira pertama. Arka, suaminya dikenal dengan seseorang yang ramah, sabar, dan jujur. Mereka hidup dengan uang yang secukupnya.

Dua tahun sejak Arka dialihkan di kota besar, Cia menjadi ibu rumah tangga yang sibuk menjadi pengurus suatu organisasi di tempat Arka bekerja. Cia menjadi lebih sibuk daripada suaminya tetapi dia tidak pernah mengabaikan tugas seorang istri dan ibu. Ketika Cia mendapatkan rapat di pagi hari, dia selalu melayani Arka dan anaknya dahulu. Sejak Cia menjadi salah satu pengurus, dia lebih banyak dikenal oleh pejabat tinggi dan menjadi tangan kanan bersama Erika. Erika ialah teman akrab Cia yang sangat humoris. Erika menjadi pengurus karena suaminya adalah anggota perwira diatas Arka. Cia dan Erika selalu mengerjakan tugas bersama.

Jumat pagi, Cia dan Erika sudah berada di kantor bagian pengurus. Mereka mengerjakan tugas untuk penutup akhir bulan. Tiba-tiba seorang wanita berusia 46 tahun datang menemui mereka. Wanita itu menyapa semua orang di kantor. Saat wanita tersebut berhenti tepat di depan Cia dan dia menyapa dengan senyuman indah.

"Hallo, Bu Alicia. Apa kabar?" sapa wanita tersebut

"Hallo, Ibu. Saya baik." balas Cia

"Masih ingat saya, Bu?" tanya wanita tersebut

Pertanyaan wanita yang ada di depannya membuat Cia terheran-heran. Wanita tersebut melihat Cia bingung pun berakhir tersenyum dan menjelaskan siapa dia. Dia adalah teman adiknya saat SMA. Wanita itu adalah Nana yang seorang istri penjabat tinggi yang berkerja di kantor Arka. Cia yang masih ragu untuk mengenalnya dan berakhir akrab sehingga mereka berdua tertawa bersama.

Berjalannya waktu Cia dan Nana semakin dekat dan seperti kawan. Setelah mengerjakan tugas, Cia dan Erika pergi untuk makan siang di depan kantor. Cia menceritakan tentang bagaimana Nana ketika mengobrol.

"Minggu pagi, dia mengirim pesan dan bercerita kalau dia sangat suka kue wingko." kata Cia

"Kenapa? Apa hubungannya?" tanya Erika

"Secara tidak langsung dia mengatakan ingin kubuatkan kue itu, bukan?" balas Alicia

"Buat apa? Dia tidak menyuruhmu untuk membuatnya" balas Erika

Tidak mendengarkan perkataan Erika, akhirnya Cia membuat kue itu dan mengirimnya ke rumah Nana yang cukup jauh. Sejak saat itu, Nana selalu meminta apapun dari Cia. Beberapa bulan kemudian, Erika melihat Cia setiap hari lesu dan dia memberikan komentar ke Cia, "Mengapa kamu selalu mengirim untuk dia?"

Cia membalas, "Aku tidak tega untuk berkata tidak. Dia juga selalu bersikap baik denganku"

Erika memberikan saran "Hati-hati dengan seseorang seperti dia. Dia seperti buah manis berulat di dalam mulut nya."

Sore hari di Minggu yang cerah, Cia, Arka, dan anaknya sedang berlibur ke kota adiknya, Malang. Mereka mengunjungi keluarga adiknya, Ergi dan Shila. Mereka berbincang tentang kehidupan masing masing dan akhirnya Cia menceritakan tentang Nana. Diakhir cerita, Ergi membalas, "Dia yang selalu menunggu ku di depan gerbang sekolah, kak"

"Apakah dulu dia memang menyukaimu?" tanya Arka

"Sepertinya iya. Kata ibu, dulu dia suka menanyakan aku dimana dan bersama siapa." jelas Ergi

"Aku baru ingat kalau dia selalu menunggu mu juga di depan gerbang rumah kita. Aku tanya dia siapa dan dia jawab kalau dia teman mu." jelas Cia

"Hati-hati dengan dia, kak. Aku merasa dia ada maksud tersembunyi." balas Shila

"Oke, aku sekarang harus berhati-hati dengan dia. Dulu saking cintanya sama kamu, dia merasa di langit ke 7 ya, Gi" balas Cia dengan tawa nya

Semenjak itu, Cia berusaha menghindari Nana. Cia merasa ada sesuatu yang akan terjadi tetapi tidak tahu kapan. Cia mengingat saran Arka, "Kalau kamu merasa cemas, berdo'a lah kepada Tuhan. Ada kami, keluargamu, yang selalu di belakangmu dan mendukungmu." Cia tersenyum ketika mengingat perkataan Arka dan dia merasa baik dan semangat setiap harinya.

Diakhir tahun, Desember, salah satu kota di Indonesia mengalami bencana gempa dan tsunami yang disebabkan oleh letusan Anak Krakatau. Semua media menanyangkan berita itu secara cepat. Tim SAR dan komunitas bencana lainnya segera memberikan pertolongan dan sembako disana. Delapan hari setelah kejadian tersebut, Arka dan Cia menerima surat tugas dari pusat untuk mewakili provinsinya memberikan beberapa sembako yang telah dikumpulkan bersama-sama. Ketika mendengarkan kabar surat tugas, anaknya, Cindy, merasa sedih dan kaget. Karena dua minggu sebelumnya, mereka merencanakan liburan diakhir tahun.

"Memang surat tugas selalu datang mendadak seperti ini ya, yah?" tanya Cindy

"Iya dek. Ayah yang sudah menjadi anggota negara harus rela waktu diambil oleh negara kita. Kita masih ada waktu setelah Ayah dan Ibu pulang dari sini" jelas Arka

"Tapi yah, kenapa H-1 gini? Kita bahkan belum menyiapkan tiket, baju, koper, dan lain-lainnya" protes Cia

"It's okay, Sekarang mari kita siapkan segala perlengkapan yang dibutuhkan. Cindy yuk bantu Ibu. Ibu, tolong pesankan tiket pesawat ya." pinta Arka

Tepat tanggal 31 Desember saat sore hari, Arka dan Cia berangkat ke kota yang dituju. Bunyi terompet yang saling bersautan, kembang api yang bersorak, dan masyarakat menyambut tahun baru dengan meriah. Kalimat-kalimat yang selalu dikatakan berulang-ulang di TV yang membuat Cindy cemas, jenuh, dan gelisah.

"Bagaimana mereka?"

"Apa sudah sampai atau masih mencari taxi?"

"Mengapa mereka belum mengabariku?" pikir Cindy

Cindy tak kehilangan akal. Akhirnya dia memutuskan untuk melacak keberadaan Arka dan Cia melalui akun Google. Setelah 30 menit, Cindy berhasil menemukan orang tuanya. Arka dan Cia sedang menuju hotel jam 12:30 pagi. Disisi lain, Cia bergegas untuk memberi kabar ke Cindy.

"Ibu sudah sampai di hotel dek. Kamu cepat tidur ya. Kami berdua sehat wal afiat" kabar Cia

"Oke, Ibu. Jangan lupa handphone-nya dicharge ya" balas Cindy

Matahari berada di atas kepala yang berarti sudah mulai menunjukkan waktu siang hari, Arka dan Cia bergegas untuk berangkat ke pusat posko bencana. Mereka berdua berbincang dan berfoto dengan pihak yang berwenang. Tak terasa hari sudah gelap, Arka dan Cia harus mempersiapkan keberangkatan pulang. Dipesawat, Cia mengatakan pikirannya yang mengganggu selama bepergian,

"Yah, dari berangkat kemarin, kita pakai uang sendiri ya? Tiket pesawat pulang-pergi, Hotel, sama Taxi loh" pikir Cia

"Bu, istighfar. Insyaallah diganti sama atasan ayah. Sudah pikirkan saja semoga kita selamat biar bisa ajak Cindy liburan" balas Arka

"Yaa kamu mah bilang aja grogi naik pesawat pertama kali, yah" ejek Cia sambal tertawa

Dua bulan kemudian, Cia mendengar kabar bahwa dia terjerat kasus korupsi uang. Cia langsung menghampiri Erika yang sedang makan bersama temannya.

"Ka, apa kamu sudah mendengar kabar baru tentangku?" tanya Cia yang sempoyongan

"Iya, katanya kamu korupsi saat mewakili ke posko bencana. Kamu dibilang menggunakan uang untuk membeli barang, tiket pesawat, dan hotel mewah" jelas Erika

"Iya, mbak. Tetapi bukan hanya kamu saja, mbak Erika juga kena gossip korupsi juga. Katanya kalian berdua suka mengambil dan meminta dana lebih untuk keperluan sendiri." Jelas teman Erika

"Astaghfirullah, sejak kapan kita begitu. Pas perwakilan sembako, aku beli semuanya pakai uangku semuanya tanpa terkecuali. Sampai sekarang, dana pengembalian belum cair. Bagaimana aku bisa korupsi? Siapa yang membuat gossip itu?" balas Cia

"Si Nana lah" kata Erika dan temannya secara bersamaan

Cia yang mendengar itu langsung bergegas menelfon Arka. Ternyata Arka sudah mengetahui 2 jam yang lalu. Arka mengatakan bahwa gossip korupsi istri nya dan Erika sudah sampai ke telinga atasannya. Arka juga mengingatkannya untuk tetap diam karena atasannya mengatakan dia tahu siapa yang benar dan salah. Mendengar perkataan Arka, Cia merasa lebih baik dan tenang. Tiga hari kemudian, Cia mendengar kabar kalau Arka dipindah tugaskan ke tempat lainnya. Cia merasa sangat bahagia.

Saat di rumah, Cindy merasa Ibunya selalu marah-marah saat menelfon. Cindy tidak tahu apa yang dibicarakan Ibunya. Disisi lain, Cia masih belum berani memberi tahu tentang gossip yang tidak benar ke Cindy. Dia takut jika Cindy ikut merasakan amarah yang dirasakannya. Sejak kepindahan Arka, kehidupan keluarganya berjalan baik dan bahagia. Gosip yang membawa namanya juga didengar di tempat kerja suaminya yang baru. Saat Cia menghadiri pertemuan, beberapa ibu-ibu mengatakan bahwa dia tidak punya malu. Selama 2 bulan, Cia selalu mendapatkan komentar buruk dari mereka. Leila, istri atasan Arka di tempat kerja yang baru, akhirnya memberikan komentar dan menegaskan bahwa Cia sama sekali tidak terlibat korupsi penggelapan dana apapun.

"Dia sama sekali tidak bersalah. Dia difitnah dengan perempuan ular. Gosip ini sudah dinyatakan tidak benar oleh atasan pusat. Jangan asal omong kalian." jelas Leila yang menghampiri Cia yang berada di kursi paling pojok

"Terima kasih, Ibu. Terima kasih sudah percaya dengan saya." balas Cia

"Di tempat Pak Arka dulu sudah dijelaskan kalau berita itu tidak benar. Kamu gak usah khawatir. Kamu sudah bagus diam karena perempuan ular itu tidak ada bukti yang menyatakan bahwa kamu korupsi" jelas Leila

"Kalian yang harus malus ama Cia. Jabatan suaminya lebih tinggi dari suami kalian tetapi Ibu Cia dan Pak Arka tidak sombong dan selalu menolong organisasi kita hidup lagi. Jabatan, wajah, kekayaan, pendidikan boleh tinggi tetapi akhlak kalian sangat minus jika dibandingkan dengan Ibu Cia dan Pak Arka. Seperti langit dan bumi. Jauh" tambah Leila dengan emosi melihat anggota nya menundukkan kepala dan mata nya.

Matahari tenggelam menunjukkan bahwa hari sudah mulai petang. Arka dan Cia segera pulang bertemu dengan anaknya. Setelah makan malam, Cia memanggil anaknya dan Arka untuk berkumpul di gazebo depan rumahnya. Cia menceritakan tentang seluruh kejadian yang dialaminya. Emosi dan kepalan tangan yang menunjukkan bahwa Cindy sangat marah saat mendengar cerita dari Ibunya.

"Jabatan tinggi memang tidak menjamin pintar, cerdas, dan akhlak nya. Wajahnya aja jelek sama seperti perilakunya. Kasihan sekali anaknya jika mendengar Ibunya melakukan hal yang keji. Aku mendengarnya saja jijik sekali, bu. Seperti orang yang tidak pernah dididik oleh orang tuanya." kata Cindy

"Ya memang seperti itu dek dunia. Kehidupan itu berisi banyak orang yang jahat tetapi masih banyak orang yang punya akhlak baik dan tanggung jawab" balas Arka

"Betul, nak. Oiya yah, tadi kata Erika, si suami Nana sudah dipindah tugaskan. Suami nya cerita ke temannya kalau dia sangat malu dengan gossip yang sudah diberitakan oleh Nana" kata Cindy sambal tersenyum

"Yasudah kan. Ayah juga pernah cerita kalau Ali bin Abi Thalib pernah berkata bahwa barangsiapa menyalakan api fitnah, maka dia sendiri yang akan menjadi bahan bakarnya. Sudah tahu kan siapa yang menjadi bahan bakarnya?" kata Arka

"Yaa siapa lagi, si Ibu Nana yang terhormat lah" balas Cindy dengan tertawa dan disusul Arka dan Cindy

Setelah kejadian ini, Arka, Cia, dan Cindy lebih dekat dan harmonis. Bukan hanya itu, jabatan Arka juga telah dinaikkan. Mereka mendapatkan rejeki yang luar biasa dari Tuhan. Cia tersenyum melihat keluarga kecilnya saling berdebat dan kembali menertawakan satu sama lain. Cia tersadar bahwa kehidupan selalu tidak berada diatas selamanya dan tidak selalu berada dibawah. Dia selalu teringat dengan perkataan orang tuanya dan Arka kalau masih banyak orang yang berakhlak baik di dunia ini dan masih ada keluargamu yang selalu mendukungmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun