"Secara tidak langsung dia mengatakan ingin kubuatkan kue itu, bukan?" balas Alicia
"Buat apa? Dia tidak menyuruhmu untuk membuatnya" balas Erika
Tidak mendengarkan perkataan Erika, akhirnya Cia membuat kue itu dan mengirimnya ke rumah Nana yang cukup jauh. Sejak saat itu, Nana selalu meminta apapun dari Cia. Beberapa bulan kemudian, Erika melihat Cia setiap hari lesu dan dia memberikan komentar ke Cia, "Mengapa kamu selalu mengirim untuk dia?"
Cia membalas, "Aku tidak tega untuk berkata tidak. Dia juga selalu bersikap baik denganku"
Erika memberikan saran "Hati-hati dengan seseorang seperti dia. Dia seperti buah manis berulat di dalam mulut nya."
Sore hari di Minggu yang cerah, Cia, Arka, dan anaknya sedang berlibur ke kota adiknya, Malang. Mereka mengunjungi keluarga adiknya, Ergi dan Shila. Mereka berbincang tentang kehidupan masing masing dan akhirnya Cia menceritakan tentang Nana. Diakhir cerita, Ergi membalas, "Dia yang selalu menunggu ku di depan gerbang sekolah, kak"
"Apakah dulu dia memang menyukaimu?" tanya Arka
"Sepertinya iya. Kata ibu, dulu dia suka menanyakan aku dimana dan bersama siapa." jelas Ergi
"Aku baru ingat kalau dia selalu menunggu mu juga di depan gerbang rumah kita. Aku tanya dia siapa dan dia jawab kalau dia teman mu." jelas Cia
"Hati-hati dengan dia, kak. Aku merasa dia ada maksud tersembunyi." balas Shila
"Oke, aku sekarang harus berhati-hati dengan dia. Dulu saking cintanya sama kamu, dia merasa di langit ke 7 ya, Gi" balas Cia dengan tawa nya