Mohon tunggu...
Yuni Retnowati
Yuni Retnowati Mohon Tunggu... Dosen - Biarkan jejakmu menginspirasi banyak orang

Dosen komunikasi penyuka film horor dan thriller , cat lover, single mom

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Pahat Prabangkara dan Seni Ukir Jepara

20 April 2020   07:43 Diperbarui: 20 April 2020   07:51 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : badanbahasa. kemendikbud.go.id

Kedua murid setianya tidak bisa membantunya melukis karena memang bukan keahliannya. Mereka hanya menemani pengunjung yang berkeliling melihat lukisan-lukisan yang tergantung di dinding. Jika ada yang bertanya, mereka bisa menjelaskan cerita di balik gambar itu.

Setelah pameran ditutup sore itu, Satrio dan Nendra menurunkan semua lukisan dari dinding kemudian membawanya pulang dengan kereta pinjaman. Sebagian lukisan laku terjual sehingga masih ada tempat  untuk mereka berdua duduk di dalam kereta. 

Sementara Prabangkara bergegas ke istana untuk bertemu Prabu Brawijaya. Mudah-mudahan ada kabar baik  untuknya dari Baginda. Barangkali beliau berkenan memesan lukisan padanya, begitulah harapannya.

Prabangkara harus menunggu beberapa lama di pendopo istana  sebelum Prabu Brawijaya menemuinya. Begitu rajanya datang, segera dia memberikan penghormatan  dengan menundukkan kepala sambil menyembahnya. 

Prabu Brawijaya mengangguk-angguk lagi sambil tersenyum seperti yang dilakukan tadi siang di ruang pameran. Tak lama kemudian dia menyuruh punggawa kerajaan yang berada di sana untuk meninggalkan tempat. Nampaknya beliau hanya ingin berbicara berdua dengan Prabangkara.

"Melihat keahlianmu melukis orang , aku lantas terpikir untuk memintamu melukis istriku. "

"Baik Prabu,  hamba akan melakukan dengan sebaik-baiknya," balasnya dengan tegas.

"Apakah kamu harus melihat orang yang kamu lukis ?" tanya Prabu Brawijaya agak mencengangkan Prabangkara. Bukankah beliau sudah melihat sendiri bagaimana cara dia melukis?

"Bagaimana saya bisa melukis kalau tidak melihat apa yang akan saya lukis?" Prabangkara ganti bertanya.

"Kamu adalah pelukis ternama. Pasti kamu juga pelukis yang hebat," pujinya dengan senyuman mencibir. "Bukankah kamu sudah pernah melihat istriku ?

"Betul Baginda Prabu, tetapi hanya sekilas ," jawabnya takut-takut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun