Alhamdulillah, dengan kesabaran pada akhirnya infus terpasang meski rasa sakit lama bersemayam.
Selang beberapa menit, suster menyuntikan vitamin di kantung infus. Sedangkan obat lainnya melalui lubang yang berada di infus.
"Bu, maaf saya suntik lagi. Ditahan, nggih! Nanti terasa sakit." Jelas suster.
"Nggih, Mbak." Jawab saya sambil mengalihkan pandangan bersiap menahan sakit. Obat yang disuntikan melalui lubang infus yang tertutup teramat sakit.
Â
Alhamdulillah, suntikan perdana melalui lubang infus, telah terlewati. Meski rasanya pembuluh darah seperti dirobek-robek, namun tubuh merasa lebih enak.
Singkat cerita, setelah beberapa saat obat bekerja, saya memakan rangsum(menu) yang diberikan klinik. Makanan berupa nasi pero, telur dadar dan bakwan.Â
Saya heran, kok bisa menyantap menu tersebut meskipun tidak mampu menghabiskan. Sedangkan di rumah hanya menyantap bubur beberapa suapan.
***
Pukul 06:47 seorang petugas mengantar jatah sarapan.
Menu terdiri dari jenang pati garut, nasi putih lengkap dengan sayuran. Berteman lauk telur ceplok, tahu dan ayam goreng. Sebagai penutup, segelas teh turut melengkapi.