Lola mendelik kesal. Rifki masih menatap Lola, menunggu jawaban.
 "Aku nggak bisa, Rif," jawab Lola singkat. "Aku pulang dulu, ya."
 Dan Lola langsung beranjak meninggalkan Rifki yang terdiam dengan wajah penuh tanya.
 Lola membanting tasnya ke lantai kamar kost. Wajahnya gusar.
 "Kamu marah sama aku?" tanya Kala.
 "Iya!" sahut Lola keras.
 "Kenapa?" tanya Kala.Â
 "Kamu itu terlalu mengatur hidup aku, Kala! Sadar nggak, sih?" bentak Lola.
 "Mengatur? Aku kan cuma pingin yang terbaik buat kamu!" Kala membela diri.
 "Dengan menghalangi aku untuk dekat dengan Rifki? Menyuruh aku mengejar-ngejar Andre bagaikan cewek agresif yang tak tahu diri? Semua itu kamu bilang baik buat aku?" cecar Lola emosi.
 "Rifki memang nggak cocok buat kamu, Lol!" Kala balas berteriak. "Dia itu nggak punya apa-apa! Wajah standar, penampilan juga biasa-biasa saja. Kamu itu lebih pantas pacaran sama Andre!"