"Mmm ... Tante pernah baca sih, memang ada kasus orang hilang yang seperti itu," jawabku. "Hilang bertahun-tahun, lalu kembali tanpa ada perubahan fisik karena pertambahan umur. Dia merasa hanya pergi sebentar saja. Sementara kita disini, telah kehilangan dia sampai bertahun-tahun."
Rara mengangguk-angguk, "Gitu ya. Kasihan juga ya Kak Adit. Harus mengalami hal seperti itu. Tapi Tante, kenapa tiba-tiba Kak Adit bisa muncul di dalam  gudang ya? Maksud aku, kenapa baru sekarang?"
Aku berpikir sejenak.Â
"Tadi itu, waktunya hampir bersamaan dengan handphone Tante yang sedang berdering kan? Tante tuh baru aja mengganti nada deringnya. Waktu kamu miscal tadi, itulah pertama kalinya nada dering itu terdengar dalam volume besar. Dan handphone Tante tergeletak di atas sofa yang menempel ke dinding gudang kan?"Â
Rara mengangguk-angguk.
"Nah, Tante jadi ingat. Tentang jenis musik yang katanya bisa membentuk semacam portal, atau lorong waktu. Tergantung frekuensi, susunan nada, atau tempo dan ritmenya. Bisa aja kan, kebetulan musik di handphone Tante itu, ternyata memang bisa membuka tabir antar dimensi? Dan menarik Adit kembali kesini?"
"Waaw! Teori yang menarik!" Rara terlihat antusias. "Memangnya tadi itu musik apa sih, yang Tante jadikan nada dering?"
"Musik klasik. Tante kebetulan dengar di handphone teman kemarin, dan langsung suka. Jadi Tante minta aja, tanpa tahu  siapa komposernya. Coba nanti Tante tanyain."
Â
Kak Anita datang menghampiri. Matanya sembab. Tetapi wajahnya terlihat senang.
"Anna, kamu nggak usah hubungin lagi rumah yatim piatu itu. Kami udah yakin kok, itu Adit."