"Hmm ... lalu, kenapa Kakak dipulangkan menggunakan jamur itu juga ? Kok nggak diantar lagi pakai pesawat ?"
"Hihihi," Mimi tertawa geli mendengar pertanyaan Ann, "Aku nggak begitu mengerti soal itu, Ann. Tapi, ada suatu perasaan, atau pemikiran di kepalaku, bahwa mereka sebenarnya mau mengajariku sesuatu hal. Mungkin tentang fungsi jamur itu, atau tentang memaksimalkan fungsi otak. Aku sedang mempelajari lagi soal itu."
"Kakak nggak bisa minta ketemu lagi dengan mereka terus minta ajarin macam-macam hal ?"
Mimi menggeleng, "Para pengelana cahaya bukan makhluk yang bisa kita perintah-perintah seenaknya. Mereka bertindak atas kemauan mereka sendiri. Hanya mereka yang tahu, perlu atau tidaknya melakukan sesuatu, dan kapan waktunya. Sejak awal aku disetujui untuk tinggal disini, aku sudah diberitahu  bahwa segala sesuatu di Gaia itu mengalir dengan sendirinya, tidak ada paksaan atau keharusan. Aku akan belajar mengenai berbagai hal dari banyak sumber secara berkala dan terkadang pelajaran itu akan datang tanpa disengaja. Semua pembelajaran akan tiba pada saatnya. Biarkan mengalir, begitu kata mereka."
"Ohh ... begitu ya," Ann mengamati wajah Mimi lekat-lekat, "Kakak benar-benar sudah jadi penghuni Gaia ya. Bijaksana sekali kata-katanya."
"Hahahaha !" Mimi tergelak, "Kamu lucu Ann !"
Ann tertawa.
"Jadi, waktu Kakak disuruh menghirup aroma jamur itu, Kakak memang membayangkan mau tinggal di Gaia ?"
Mimi menggeleng, "Saat itu kan aku belum tahu tentang Gaia ?"
"Oh iya ya ..."
"Aku memang nggak ingin pulang ke rumah lagi, Ann. Waktu menghirup jamur itu, aku membayangkan pulang ke tempat yang lebih nyaman untuk kutinggali. Sebuah tempat yang indah, penuh kedamaian, serta bermacam makhluk menyenangkan yang mau berteman denganku tanpa menilai wujud fisik. Dan ... tiba-tiba saja aku sudah berada disini. Bertemu dengan Armenia dan yang lainnya." Â