Tanpa bicara, Armenia segera berderap pergi.
Ann mengamati sekitarnya. Â Ia sekarang berada di bagian hutan yang sama sekali berbeda dari tempat ia tiba bersama Xia tadi. Pohon-pohonnya tinggi, langsing dan banyak memiliki sulur. Warna hijau terang lebih dominan disini.
Ann berjalan pelan diantara pepohonan. Udara di sekitarnya berbau harum. Rumput di bawah kakinya terasa lembut dan tanahnya rata tak berbatu. Rasanya bagaikan berjalan di atas karpet tebal berwarna hijau yang amat luas.
Tidak terdengar suara binatang apapun. Hanya suara desir angin yang mengombang ambingkan dahan dahan pohon. Mengangguk-angguk berirama seperti kepala anak kecil yang sedang mengantuk.
Eh , tunggu dulu.
Ann memperhatikan lagi.
Iramanya memang sama. Tapi arah anggukannya tak sama. Ada yang ke kiri, ada yang ke kanan. Ada yang menunduk amat rendah, dan dahan-dahannya menjulur ke berbagai arah.
Pohonnya … bergerak sendiri ?
Ann menjadi sedikit gelisah dan mempercepat langkahnya. Tiba-tiba pohon di depannya bergerak dan melengkungkan batangnya. Menghalangi langkahnya.
"Kau salah jalan, hei gadis … dia ada disana …"
Suara itu berdesau amat  halus nyaris tak terdengar. Ann mengamati pepohonan itu sesaat.