Mohon tunggu...
Yuhana Kusumaningrum
Yuhana Kusumaningrum Mohon Tunggu... Penulis - Manusia

Tamu di Bumi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Novel | Gaia-4

21 Mei 2018   20:15 Diperbarui: 26 Juni 2018   07:33 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Tanpa bicara, Armenia segera berderap pergi.

Ann mengamati sekitarnya.  Ia sekarang berada di bagian hutan yang sama sekali berbeda dari tempat ia tiba bersama Xia tadi. Pohon-pohonnya tinggi, langsing dan banyak memiliki sulur. Warna hijau terang lebih dominan disini.

Ann berjalan pelan diantara pepohonan. Udara di sekitarnya berbau harum. Rumput di bawah kakinya terasa lembut dan tanahnya rata tak berbatu. Rasanya bagaikan berjalan di atas karpet tebal berwarna hijau yang amat luas.

Tidak terdengar suara binatang apapun. Hanya suara desir angin yang mengombang ambingkan dahan dahan pohon. Mengangguk-angguk berirama seperti kepala anak kecil yang sedang mengantuk.

Eh , tunggu dulu.

Ann memperhatikan lagi.

Iramanya memang sama. Tapi arah anggukannya tak sama. Ada yang ke kiri, ada yang ke kanan. Ada yang menunduk amat rendah, dan dahan-dahannya menjulur ke berbagai arah.

Pohonnya … bergerak sendiri ?

Ann menjadi sedikit gelisah dan mempercepat langkahnya. Tiba-tiba pohon di depannya bergerak dan melengkungkan batangnya. Menghalangi langkahnya.

"Kau salah jalan, hei gadis … dia ada disana …"

Suara itu berdesau amat  halus nyaris tak terdengar. Ann mengamati pepohonan itu sesaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun