Nare dari Armenia menjadi yang pertama membacakan suratnya. Suratnya berbunyi:
Halo, ini Nare.
Aku ingin meminta maaf kepada mentor kami, Jaehyun sunbaenim karena sering kurang percaya diri saat latihan.
Aku sadar bahwa ketidakhati-hatianku saat latihan telah menyinggung perasaan semua orang. Lewat mentoring di Junior Eurovision, aku mengerti arti kesetiakawanan dan kedewasaan pada usia semuda 14 tahun, usiaku saat ini.
Mereka bilang, orang tua marah pada kita karena mereka sayang, makin marah makin sayang. Terima kasih Jaehyun sunbaenim karena membesarkan kami seperti putri sendiri. Aku paham mengapa kau menyuruh kami memanggilmu oppa mulai sekarang.
Aku janji akan datang jika NCT 127 konser di Armenia di masa depan. Kita akan bertukar nomor telepon.
Sophie Lennon dari Irlandia membacakan suratnya dengan penuh air mata:
Tidak ada yang bisa kuucapkan selain maaf kepada mentor kami, Jaehyun sunbaenim.
Maaf karena kami sering menyakiti hatimu selama mentoring dan membuatmu marah. Kami sadar bahwa kami sering mengabaikan nasihatmu selama mentoring, dan kami merasa sangat malu.
Kami tidak sadar bahwa kasih sayang yang kau berikan kepada kami sudah seperti kasih sayang seorang ayah kepada putrinya.
Jauh dari negara masing-masing membuat kami rindu rumah, terutama karena aku punya kakak laki-laki yang tunadaksa. Namun, Jaehyun sunbaenim, kami berterima kasih karena telah menjadi sosok ayah sekaligus kakak laki-laki bagi kami. Sudah seharusnya kami mulai memanggilmu Jaehyun oppa.