“tak apa, ayo kita makan, saya traktir Pak tua,” jawab Andi lemas, lalu mengelap kerinhat didahinya.
Mereka berdua duduk di meja yang sama seperti kemarin, Andi masih tak bicara sejak menyebrang hingga makanan di siapkan.
“apakah kau sedang sakit?” tanya Pak Tua dengan wajah serirus, “aku lihat tanganmu bergetar.”
“ah tak apa, sudah biasa, nanti juga hilang sendiri.”
Pak Tua memandang mata Andi dalam, namun, si Andi hanya tertunduk terdiam, tangannya bergetar.
“mungkin itu karena makanan?”
“mungkin,” jawab Andi singkat dan nampak enggan.
“aku kenal seorang yang terlalu banyak makan daging, tangannya juga bergetar.”
“oh, mungkin,” jawab Andi asal-asalan, kemudian mulai memakan makanannya.
“yah, daging,” Pria tua itupun mulai makan satu suap, “daging orang,” katanya menambahi sambil mengunyah seperti tak terjadi apa-apa.
Andi tersentak, ia memandangi Pak Tua dengan keheranan.