Pesan ke empat dan yang paling krusial adalah konsep tentang keberanian yang out of the box.
Bisa dibayangkan betapa penasaran, kepo dan bersemangatnya ketiga temannya menanti apa yang akan dilakukan oleh teman mereka yang paling pemberani si burung gereja untuk membuktikan level keberaniannya.
Analoginya mungkin seperti menanti aksi pesulap dunia David Copperfield menjawab tantangan dari sekelompok pesulap negeri ini seperti Demian, Deddy Corbuzier dan teman-temannya.
Menegangkan dan diliputi rasa penasaran menanti hal yang spektakuler yang akan dilakukan oleh sang master.
Dan yang terjadi kemudian justru mind blowing banget, si David hanya melambaikan tangan. Begitulah pula yang dilakukan oleh si burung gereja. Si pemberani bin bandel itu dengan sangat mengejutkan berkata tidak.
Disini kita belajar bahwa keberanian bukanlah berarti menjawab semua tantangan dengan gagah berani hanya untuk membuktikan siapa kita, keberanian terkadang atau seringkali pada situasi tertentu adalah berkata tidak.
Pada dunia anak dan remaja, anak-anak yang masih labil seringkali terlibat dalam hal yang kurang baik karena salah kaprah mengartikan keberanian.
Ditantang berkelahi langsung diladeni, hanya untuk membuktikan kalau pemberani.Â
Diajak mbolos langsung ikutan tanpa pikir panjang, hanya supaya dicap bukan penakut.Â
Belum lagi ajakan-ajakan lain dari yang manis-persuasif hingga provokatif-intimidatif, dilahap serta merta hanya supaya dicap pemberani.Â
Masak sih gitu saja gak berani ?Â
Kamu penakut khan ? Buktikan donk kalau memang kamu bukan penakut.Â