Mohon tunggu...
Yoyo Setiawan
Yoyo Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Melengkapi hidup dengan membaca dan menulis; membaca untuk menghayati betapa ruginya hidup tanpa ilmu, menulis untuk meninggalkan jejak bahwa kehidupan ini begitu berwarna.

Tenaga pendidik dunia difabel yang sunyi di pedalaman kabupaten Malang. Tempat bersahaja masih di tengah kemewahan wilayah lain. Tengok penulis kala sibuk dengan anak istimewa, selanjutnya kamu bisa menikmati pantai Ngliyep nan memesona! Temani penulis di IG: @yoyo_setiawan_79

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kursi Roda yang Berkarat (Bagian 2: Selesai)

14 November 2021   05:00 Diperbarui: 14 November 2021   06:44 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Momen kebersamaan dalam suasana romantis kembali terulang. Budi berhasil mendapatkan kembali gairah hidup istri tercinta. Celoteh dan canda tawa bergantian mengiringi kayuhan mereka berdua mengelilingi danau nan damai, sedamai kedua hati yang sempat bergolak.

Semoga kedamaian ini akan selamanya, menghapus sedih dan rasa bersalah istri atas kematian Widia. Tuhan lebih mencintainya, lebih memilih surga untuk rumahnya sekarang.

Segera, segalanya berjalan sebagaimana jaman berputar, keceriaan dan kebahagiaan telah pulang ke rumah Budi. Ia berjanji, liburan minggu depan akan mengajak Asih berkunjung ke panti asuhan.

Budi tinggal membeli satu lagi kursi roda baru untuk diserahkan ke panti asuhan yang membutuhkan kemarin. Kursi roda lama akan dibersihkan. Ya, dibersihkan dari pandangan mata di halaman rumah, agar kenangan pahit pergi.

Terima kasih, ya Allah. Kau kembalikan keluargaku ceria dan bahagia!

(Tamat)

_________________

Pagak-Malang, 06-11-2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun