"Papa tadi bilang bahwa Papa selalu mendoakan teman-teman Papa sehingga terhubung dan akhirnya mereka datang ke sini. Begitu bukan?"
"Iya betul."
"Nah, pertanyaannya; ada nggak seseorang yang selalu Papa doakan tapi yang Yoyo kenal?" Habis bertanya begitu saya menatap wajah Papa. Saya yakin dia akan kelimpungan mencari jawaban untuk pertanyaan ini.
"Ya, ada dong!" Di luar dugaan, Papa menyahut tanpa jeda sehingga membuat saya surprise sekali.
"Oh, ya? Siapa yang Papa doakan? Beneran Yoyo kenal sama orang itu?" tanya saya sambil menyodorkan sendok ke mulutnya.
"Ya, kenallah. Orang itu teman kamu. Bukan teman Papa," jawabnya sambil mengunyah makanan yang ada di mulut.
"Temen Yoyo? Siapa, Pa?"
"Cindy," sahut Papa pendek.
"Cindy? Cindy yang di Amerika?" tanya saya hampir tidak percaya pada pendengaran sendiri. Cerita tentang Cindy Anda bisa baca di sini
"Iya Cindy yang itu. Papa sangat berterimakasih padanya karena dia telah menolong kamu. Dia mau menampung di saat kamu sedang dalam kesusahan. Hatinya benar-benar seperti malaikat. Percaya deh, kata Papa. Jarang sekali di dunia ini, orang mau berbuat kebaikan seperti itu."
Terharu sekali saya mendengar uraian Papa.