"Kenapa, Yo?" tanya Papa masih dengan mata terpejam.
"Papa sayang nggak sama Yoyo?"
Kali ini Papa membuka matanya dan tersenyum. "Pertanyaan apa itu?" kata Papa. "Kamu kan tau Papa sayang banget sama kamu."
Saya menggigit bibir dan mengeraskan hati untuk bertanya, "Kalau benar Papa sayang, boleh nggak Yoyo minta sesuatu dari Papa?"
"Kamu boleh minta apa aja. Kalau Papa sanggup, pasti Papa kasih."
"Janji? Papa nggak bohong?"
"Tapi jangan minta mobil mewah, apartemen, jetski dan deposito, ya? Waktu di rumah Pak Lie itu, Papa cuma bercanda," sahut Papa dengan senyum makin lebar.
"Hihihihihi...." Senang rasanya melihat Papa masih bisa becanda, berarti semangat hidupnya masih cukup besar.
"Kamu mau minta apa, Yo?" tanya Papa sambil mengusap-usap tangan saya.
"Papa janji dulu. Kalo udah janji, baru Yoyo bilang minta apa."
"Iya. Papa janji," sahut Papa tersenyum kembali.