Mohon tunggu...
Yoyo
Yoyo Mohon Tunggu... Buruh - Lorem ipsum dan lain-lain seperti seharusnya

Tour leader. Pengamat buku, kutu buku, penggila buku dan segala hal yang berbau buku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Papa Takut Diendoskopi (Lanjutan)

29 Januari 2018   00:26 Diperbarui: 29 Januari 2018   00:31 1383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kenapa, Yo?" tanya Papa masih dengan mata terpejam.

"Papa sayang nggak sama Yoyo?"

Kali ini Papa membuka matanya dan tersenyum. "Pertanyaan apa itu?" kata Papa. "Kamu kan tau Papa sayang banget sama kamu."

Saya menggigit bibir dan mengeraskan hati untuk bertanya, "Kalau benar Papa sayang, boleh nggak Yoyo minta sesuatu dari Papa?"

"Kamu boleh minta apa aja. Kalau Papa sanggup, pasti Papa kasih."

"Janji? Papa nggak bohong?"

"Tapi jangan minta mobil mewah, apartemen, jetski dan deposito, ya? Waktu di rumah Pak Lie itu, Papa cuma bercanda," sahut Papa dengan senyum makin lebar.

"Hihihihihi...." Senang rasanya melihat Papa masih bisa becanda, berarti semangat hidupnya masih cukup besar.

"Kamu mau minta apa, Yo?" tanya Papa sambil mengusap-usap tangan saya.

"Papa janji dulu. Kalo udah janji, baru Yoyo bilang minta apa."

"Iya. Papa janji," sahut Papa tersenyum kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun