Mohon tunggu...
Yoyo
Yoyo Mohon Tunggu... Buruh - Lorem ipsum dan lain-lain seperti seharusnya

Tour leader. Pengamat buku, kutu buku, penggila buku dan segala hal yang berbau buku.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Bercumbu di Montmartre

22 Oktober 2017   02:23 Diperbarui: 22 Oktober 2017   05:30 1799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monmartre, Pasar Seniman. Sumber foto https://id.pinterest.com/pin/138204282294947688/

"Okay. Kalo difoto aja, boleh. Nggak lama, kan?" kata saya.

"Saya jamin nggak lama. Okay, kita foto sekarang aja ya?"

Walaupun cuma difoto, ternyata sesi itu memakan waktu yang lumayan lama. Philippe memberikan saya beberapa bangku mini untuk setiap pose. Dia juga menyiapkan scarf, topi, pita dan payung berwarna warni sebagai tambahan aksesori.

Philippe mengambil payung lalu menyuruh saya untuk berpose. Dia berjalan mundur menjauhi saya lalu membuat bentuk  segi empat dengan cara merangkai jari-jari kedua tangannya untuk  mengambil angle yang tepat. 

Klik! Selesai satu foto.

Setelah itu, dia memakaikan scarf  di leher saya dan mematut-matut scarf tersebut dengan berbagai macam lipatan. Seperti tadi, dia berjalan mundur lalu membuat bentuk segi empat dengan jari-jarinya lalu  menghampiri saya lagi. Sejenak dia  membetulkan scarf sedikit ke kiri lalu mencium pipi saya 'Cup' sambil berkata, "Perfect!"

Pipi saya langsung memerah karena malu tapi Si Fotografer terus bekerja dengan cuek. Sesi foto dilanjutkan dengan bangku lipat warna-warni. Sebelum  difoto, dia memakaikan sebuah topi baret berwarna merah.

Cup! Sekali lagi dia mencium pipi saya diikuti sebuah kata, "Perfect!"

Sesi terakhir, dia membuka topi lalu membuka ikat rambut yang saya pakai. Dari tas kecilnya dia mengeluarkan sebuah sisir lalu menyisiri rambut saya ke arah muka sehingga sebagian rambut menutupi sebelah mata.

Dan kejadian terus berulang. Dia berjalan mundur lagi, membuat bentuk segi empat dengan merangkai jari lalu menghampiri saya lagi. 

Sesampainya di dekat saya, sekonyong-konyong Philippe memeluk dan  mencium saya di bibir. Seperti peristiwa yang sudah-sudah, saya hanya terdiam dan sama sekali tidak mengelak, tidak merespon tapi juga tidak  melakukan perlawanan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun