"Qu'est-ce qu'il y a, Monsieur?" tanya saya.
"Voulez vous m'aider, Mademoiselle?"Â
"Oui. Aide quoi?" Saya balik bertanya.
Orang itu tersenyum manis sekali lalu menyodorkan tangan mengajak salaman, "Je m'appelle Philippe. Tu t'appelle comment?"
"Yoyo," sahut saya sambil menjabat tangannya.
Wah? Cepat sekali dia mengganti istilah 'Vous' menjadi 'Tu', pikir  saya. Dalam bahasa Perancis biasanya kita menggunakan kata 'Vous' (Anda) pada orang yang dihormati atau tidak dikenal. Sedangkan 'Tu' (kamu)  hanya digunakan pada orang yang telah kita kenal baik atau kalau kita berbicara dengan anak kecil.
Philippe ternyata bukan orang Perancis. Dia adalah mahasiswa asing yang berasal dari Swedia dan menuntut ilmu di Universitas Sorbonne jurusan Design Art. Karena bahasa Perancisnya tidak sebaik saya, dia meminta untuk berbahasa Inggris  dengannya. Dan sejak detik itu kami berbicara campur aduk antara bahasa Perancis dan bahasa Pangeran Charles.
Dosennya Philippe sedang memberi tugas pada seluruh mahasiswanya untuk melukis obyek manusia. Sudah tiga hari dia berburu obyek tapi belum mendapat yang sesuai dengan  keinginannya.
Begitu melihat saya, dia langsung tertarik. Katanya penampilan saya unik dibandingkan orang yang lain. Karena itulah  dia memanggil saya dan menanyakan apakah saya bersedia untuk menjadi modelnya. Sebetulnya saya tidak berkeberatan untuk dilukis tapi saya bukan orang yang tabah untuk berpose berjam-jam tanpa bergerak, jadi dengan halus saya menolak.
Tapi orang ini ternyata pantang menyerah. Dia merayu saya lagi, "Atau begini saja, Yoyo. Kamu saya foto saja sebentar. Jadi nanti saya melukis kamu berdasarkan hasil foto yang  saya jepret. Bagaimana?"
Saya memandang mahasiswa ini dengan seksama. Rambutnya yang pirang sedikit acak-acakan. Wajahnya lumayan ganteng dan berkaca mata. Tinggi badannya mungkin sekitar 178 cm dengan  berat seimbang. Secara keseluruhan, penampilannya mirip dengan  Daniel  Jacob Radcliffe, pemeran Harry Potter waktu masih berusia 12 tahun.