Mohon tunggu...
Yola Widya
Yola Widya Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penyuka kuliner dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ada Pelangi di Mataku

16 Januari 2024   11:11 Diperbarui: 16 Januari 2024   11:14 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senyum licik mengembang di wajah cantik Vinka. Hatiku langsung tak enak melihatnya.

***

Sejak kejadian hari itu aku sengaja makin menjaga jarak dengan Aswin. Seperti main petak umpet saja. Aswin tahu aku sedang mencoba menghindarinya. Tapi ia pikir aku hanya ngambek seperti biasanya. Padahal aku sedang berpikir. Terutama tentang permintaan Vinka. Oh, apakah harus kulakukan? Padahal memang aku membutuhkannya. Apakah aku takut dengan hasilnya nanti? Kalau terus dipendam, lama-lama pasti meledak juga. Akhirnya aku nekat. Aswin terdengar senang ketika kuminta datang ke tempat biasa nanti sore.

"Mau pesan apa Sayang? Seperti biasanya yah?"

Aku mengangguk. Biarkan saja dia bergembira sesaat sebelum semua bom meledak. Aku mencoba menikmati pemandangan senja sementara Aswin memesan minuman. Sayangnya, senja yang indah pun tak mampu membuat hati ini jadi lebih baik. Aku melempar senyum sebentar pada Aswin yang melambaikan tangan dari kejauhan. Oh, Tuhan kenapa harus kualami hal yang seperti ini? keluhku. Selama menikmati senja kubiarkan saja Aswin berbicara semaunya. Kuikuti saja alur pembicaraannya, padahal pikiran ini makin kalut. Kemudian gelap mulai turun mengaburkan warna senja. Jantungku mulai berdegup kencang, ini sudah waktunya ....

"Alin kamu kenapa?" Aswin tiba-tiba meraih tanganku.

Membina kedekatan yang lama membuat kami punya ikatan batin yang kuat. Aku menggeleng sambil menarik tangan dari genggamannya. Perlahan kusodorkan ponsel ke hadapannya.

"Coba buka ...."

Aswin keheranan, tapi ia tetap meraih ponselku. Wajahnya langsung pucat begitu membuka layar kunci ponsel. Matanya berpindah cepat antara melihatku dan melihat fotonya bersama Vinka.

"Lin ... ini ... aku bisa menjelaskannya ...."

"Tak perlu!" sentakku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun