Mohon tunggu...
Yohanes Ishak
Yohanes Ishak Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis Olahraga, Hiburan, dan lain-lain

1 Korintus 10:13 || Jika ingin bekerjasama atau menulis ulang konten yang saya buat, silahkan hubungi email: Yohanes.Ishak92@gmail.com ||

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tolong Jangan Ambil Tulisanku!

26 April 2021   23:39 Diperbarui: 27 April 2021   00:07 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Baik pak, aku akan berikan yang terbaik walaupun kualitasku sangat jauh di bawah dari Pak Eddy yang sudah sangat senior," jawabku ke pak Ridwan.

Batas waktu penulisan diberikan ke Pak Ridwan kepadaku selama tiga hari dan ternyata ada satu tulisan puisiku yang mendapat kesan di mata sang pimpinan redaksi.

Judul puisi itu tentang Ibu yang mengisahkan seorang anak merindukan ibunya yang sudah lama meninggal karena sakit.

Namun, agar tidak ada kesalahan kata atau agar ada bentuk tatanan kata yang lebih menarik, tulisanku diserahkan ke Pak Eddy yang jauh lebih profesional dan senior untuk dirapikan atau diedit.

"Tulisanmu sangat bagus, aku saja yang sudah senior dan mendapat banyak penghargaan tersentuh membacanya," puji Pak Eddy terkait tulisanku.

BACA JUGA: Cerpen: Tak Mudah Katakan, Jangan Lihat dari Fisik

BACA JUGA: Servis Septic Tank, Pekerjaan Kotor yang Mulia

"Nanti tulisanmu ini akan kuberikan ke bagian editor lainnya, si Anwar agar bisa langsung dinaikkan. Aku tidak bisa menaikkan tulisan mu langsung karena itu adalah hak editor, selamat ya John!" tutup Pak Eddy.

Mendapat pujian dari senior yang sudah sangat berpengalaman dan terkenal di dunia puisi Tanah Air tentu sangat membanggakan hati bagiku.

Tak lama kemudian, Pak Eddy bertemu dengan Anwar yang juga namanya sedang naik daun, namun dalam penulisan cerpen di media ini.

Aku tak bisa mendengar pembicaraan mereka dan juga pastinya tak berani untuk ikut nimbrung. Hanya bisa berharap tulisanku segera dinaikkan dan bisa membantu kanal puisi di media ini naik lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun