Jadi, sembari memasuki tiket ke dalam tas aku juga mau mencari buku untuk menemaniku selama perjalanan.
Saat membuka tas, aku benar-benar sangat terkejut karena di dalamnya kue yang ku beli tadi masih terbungkus dengan rapi dan masih hangat.
"Aduh! Jadi kue yang kumakan tadi itu punya si bapak? Kenapa dia diam saja dan tidak memberi tahuku, malah tersenyum dengan ramah," ujarku.
Dalam perjalanan pun aku tidak tenang dan berpikir saat mendarat nanti, aku harus menemuinya untuk meminta maaf.
Sekitar satu jam penerbangan dan sudah mendarat, aku menghampiri si bapak tadi saat berada di bandara menuju pintu keluar.
"Pak, saya minta maaf tadi sudah lancang makan kue bapak. Malah saya melihat bapak dengan tidak baik, maaf ya pak. Ini kueku masih terbungkus dengan rapi sebagai gantinya," ucapku sambil berharap ia bisa memaafkan.
BACA JUGA: Tips Merawat dan Memelihara Landak Mini yang Baik
BACA JUGA:Â 15 Game Playstation 1 yang Bikin Kangen Part 1
"Hahaha..., ia tidak apa. Dari awal juga saya sudah sadar, saya juga yang mengantri di belakang kamu saat beli kue tadi," jelas si bapak kembali dengan tersenyum.
"Kamu makan saja kuemu itu, kebetulan aku juga makan kue tadi sudah cukup dan terbantu oleh kamu juga. Kalau kamu tidak makan, mungkin kuenya jadi sia-sia, terima kasih ya sudah bantu makan tadi," tutup si bapak.
Aku pun hanya terdiam dan tak bisa berkata apa-apa sambil melihatnya pergi ke sebuah mobil mewah yang menjemputnya.