Mohon tunggu...
Yohanes Enho
Yohanes Enho Mohon Tunggu... Auditor - Manager Audit Internal

EXPERIENCED INTERNAL AUDITOR for more than 16 years. Previous role as an INTERNAL AUDITOR MANAGER at Financial Institution for more than 2 years not only as a responsibility but also a Leader that really love to motivate my team. Now, i have role as an INTERNAL AUDIT MANAGER at Mining Company. I am CAPABLE on INTERNAL AUDIT, INTERNAL CONTROL, FRAUD INVESTIGATION, loves RISK MANAGEMENT and RISK BASED INTERNAL AUDIT IN ORDER TO give organization an added value.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Temuan Audit Internal: Positif atau Negatif?

28 Mei 2024   17:19 Diperbarui: 28 Mei 2024   17:35 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada saat kita merasakan sakit, maka secara reflek kita akan memeriksakan tubuh kita ke dokter. Kemudian pada saat tiba di tempat praktik dokter, dilakukan prosedur pemeriksaan terhadap kita dengan menjelaskan apa yang kita rasakan serta pada bagian tubuh mana itu terjadi. Prosedur itu bisa melalui pemeriksaan fisik oleh dokter maupun melalui pemeriksaan laboratorium. Setelah dilakukan pemeriksaan, maka dokter akan memberikan hasil berupa diagnosa atas kesehatan yang kurang baik yang kita alami. Tentu saja, setelah dokter menjelaskan perihal hasilnya, maka dokter juga akan memberikan resep untuk mengurangi rasa sakit yang kita derita.

Dari contoh diatas, maka dapat dijelaskan bahwa hasil diagnosa yang dilakukan oleh dokter dalam dunia Audit Internal dapat disebut sebagai temuan. Sementara itu dokter memberikan resep untuk mengurangi rasa sakit dapat diasosiasikan sebagai rekomendasi dalam dunia Audit Internal. Kemudian pertanyaan yang muncul, sesuai dengan judul artikel ini, mana yang lebih penting dalam sebuah temuan, apakah yang berbentuk temuan positif atau negatifkah?

Sebelum melangkah lebih jauh pembahasannya, ada baiknya kita coba mulai membahas dari sesuatu yang mendasar agar kita sama-sama lebih memahami mengenai apa itu temuan, kemudian jenis temuan, serta warna sari yang terjadi terkait dengan temuan. Mari kita bahas. 

PENGERTIAN TEMUAN

Nah, sebenarnya apa itu temuan dalam dunia Audit Internal? Mengapa dan seberapa pentingnya sebuah temuan dalam pelaksanaan pekerjaan seorang Auditor Internal? Ada beberapa pengertian Temuan Audit menurut para sarjana dan salah satu organisasi. Berikut disajikan :

1. Menurut Rahmadi (2011), Temuan Audit adalah kondisi, kriteria, sebab dan akibat yang ditemui oleh auditor selama proses audit;

2. Menurut Bastian (2018), Temuan Audit merupakan hasil dari pemeriksaan auditor. Temuan yang ditemukan auditor dapat berupa salah saji potensial dalam laporan keuangan, sistem pengendalian internal yang tidak baik, dan adanya ketidakefisienan dan efektif dalam bekerja;

3. Menurut Tunggal (2015), Temuan Audit adalah himpunan informasi-informasi mengenai kegiatan, organisasi, kondisi atau hal-hal lain yang telah dianalisa atau dinilai serta diperkirakan akan menarik atau berguna untuk pejabat yang berwenang;

4. Menurut ISO 9000, Temuan Audit adalah hasil evaluasi dari bukti audit yang dikumpulkan terhadap kriteria audit. Temuan audit dapat mengindikasikan, baik kesesuaian ataupun ketidaksesuaian dengan kriteria audit atau peluang perbaikan. 

5. Menurut ISO 19011, Temuan Audit adalah hasil evaluasi bukti audit yang dikumpulkan terhadap kriteria audit. Temuan audit dapat mengindikasikan Kesesuaian dan Ketidaksesuaian. 

Dari keempat pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Temuan Audit merupakan himpunan informasi-informasi mengenai kegiatan, organisasi, kondisi atau hal-hal lain yang telah dianalisa dari pemeriksaan auditor yang ditemukan berupa salah saji potensial dalam laporan keuangan, sistem pengendalian internal yang tidak baik, dan adanya ketidakefisienan dan efektif dalam bekerja yang terdiri dari kondisi, kriteria, sebab dan akibat.

Terkait dengan unsur-unsur dalam temuan, akan dibahas pada artikel berikutnya.

TEMUAN AUDIT YANG BAIK

Setelah memahami tentang arti dari sebuah Temuan Audit, tentunya kita perlu juga untuk mengetahui mengapa sebuah temuan audit dianggap temuan audit yang baik.  Rai (2008) menjelaskan mengenai Temuan Audit yan baik memiliki beberapa karakteristik, yaitu :

1. Temuan audit harus didukung oleh bukti yang memadai. Pengembangan temuan audit dengan dukungan bukti yang kuat akan mempermudah penyusunan laporan sekaligus mempermudah penyiapan rekomendasi untuk mengatasi permasalahan auditee.

2. Temuan audit harus penting (material). Terkait hal ini, Auditor Internal harus mampu untuk menyajikan temuan audit yang memberikan dampak serta manfaat kepada arah perbaikan organisasi.

3. Temuan audit harus mengandung unsur temuan (kondisi, kriteria, sebab-akibat, serta rekomendasi).

JENIS-JENIS TEMUAN AUDIT

Bagian berikut ini menjelaskan jenis-jenis Temuan Audit berdasarkan beberapa faktor dan menurut para sarjana serta organisasi.

1. Berdasarkan sifatnya. 

Menurut ISO 19011, Temuan Audit dibagi menjadi 2 yaitu Temuan Audit yang Sesuai (Positif) serta Temuan Audit Tidak Sesuai (Negatif).

a. Temuan Audit yang Sesuai (Positif) diartikan sebagai Temuan Audit yang menjelaskan bahwa terpenuhinya suatu persyaratan. Pada saat Auditor Internal mendapatkan Temuan Audit Positif, maka Auditor Internal harus mampu mencatat segala prestasi, keberhasilan, kesuksesan, kesesuaian yang ditemukan. Berikut adalah contoh Temuan Audit Positif :

1) SOP telah ditingkatkan dan diupdate sesuai tuntutan perubahan;

2) Kesesuaian program dengan SOP; 

3) Indikator SOP dapat dicapai;

4) Target telah berhasil dilampaui, semisal : target penerimaan pendapatan;

5) SOP dijalankan dengan benar.

b. Temuan Audit yang Tidak Sesuai (Negatif). Menurut Gondodiyoto (2004) dikemukakan bahwa Temuan Audit negatif merupakan temuan yang berdasarkan bahan bukti audit diketahui bahwa ada ketidaktaatan pada ketentuan atau peraturan, pengeluaran uang yang tidak seharusnya, ketidakhematan, ketidakefisienan, serta ketidakefektifan yang bisa berakibat merugikan perusahaan. Sementara itu, temuan audit negatif yang layak dilaporkan setidaknya memperhatikan hal sebagai berikut :

1) Konkret dan didukung oleh bukti audit berupa fakta, bukan opini; 

2) Objektif serta relevan dengan masalah yang sedang dihadapi; 

3) Mendukung kesimpulan yang logis, beralasan, serta mampu mendorong manajemen untuk melakukan perbaikan berdasarkan hasil audit; 

4) Bisa jadi tidak signifikan namun harus menunjukkan gejala masalah yang akan terjadi di masa depan. 

Berikut adalah beberapa contoh dari Temuan Audit Negatif :

1) Tindakan-tindakan yang seharusnya diambil tetapi tidak dilakukan, seperti pengiriman barang yang dilakukan tetapi tidak ditagih; 

2) Tindakan-tindakan yang dilarang, seperti pegawai yang mengalihkan sewa dari perlengkapan perusahaan ke perusahaan kontrak pribadi untuk kepentingannya sendiri; 

3) Tindakan-tindakan tercela, seperti membayar barang dan perlengkapan pada tarif yang telah diganti dengan tarif yang lebih rendah pada kontrak yang lebih menguntungkan; 

4) Sistem yang tidak memuaskan, seperti diterimanya tindak lanjut yang seragan untuk klaim asuransi yang belum diterima padahal klaim tersebut bervariasi dalam jumlah dan signifikansinya; 

2. Berdasarkan Tingkat Signifikan Nilai Temuan

Menurut Safuan (2017), Temuan Audit (audit findings) dikelompokkan berdasarkan tingkat singnifikan nilai temuan yaitu: 

a. Temuan Tidak Signifikan (insignificant Findings) adalah temuan yang tidak disembunyikan/ dilewatkan;

Contoh : Pada saat dilakukan cash opname, ternyata angka yang disajikan dalam laporan keuangan sebesar Rp20.570.822 sementara hasil cash opname diperoleh nominal sebesar Rp20.570.800, sehingga ada selisih negatif (kurang) sebesar Rp21. Berdasarkan hasil konfirmasi dari bagian Finance, ternyata karena tidak adanya nominal uang sebesar Rp21 sehingga temuan ini dianggap tidak signifikan karena selisihnya masih dapat ditolerir namun tetap disampaikan dalam laporan hasil audit.  

b. Temuan Kecil (minor findings) adalah temuan yang biasanya diungkapkan kepada manajemen atau dibuat didalam manajemen letter oleh auditor. Temuan ini perlu dilaporkan; 

Contoh : Contoh : Berdasarkan pemeriksaan terhadap pelaksanaan pengelolaan kas kecil, diketahui bahwa staff Finance, Sdr. Arif bersama dengan Sdr. Idham selaku rekan sesama staff Finance selalu melakukan cash opname di akhir hari. Lalu kemudian Sdr. Arif selalu membawa amplop berisi kas kecil ke rumah dan dibawa kembali esok harinya serta dilakukan cash opname kembali bersama dengan Sdr. Idham sebelum memulai aktivitas. Atas hal tersebut, dilakukan konfirmasi kepada beliau dan diperoleh jawaban bahwa ini dilakukan untuk mengamankan uang perusahaan supaya tidak dicuri karena belum memiliki brankas sementara dalam SOP perusahaan menyebutkan uang atau kas kecil harus disimpan dalam brankas. Dari contoh diatas terlihat bahwa adanya temuan yaitu lack of internal control dan harus dilaporkan kepada manajemen serta direkomendasikan agar membeli brankas untuk penyimpanan kas kecil tersebut. 

c. Temuan Besar (major findings) adalah temuan yang menyebabkan tujuan entitas tidak tercapai;

Contoh : Berdasarkan pemeriksaan terhadap pengelolaan sayur mayur pada Departemen Fresh diketahui bahwa metode pengeluaran barang diubah dari metode LIFO 15 menjadi FIFO namun tidak diikuti dengan perubahan tata letak barangnya. Namun hal ini tidak diinformasikan kepada manajemen. Atas kebijakannya tersebut, pelanggan merasakan kualitas sayuran yang disajikan menjadi kurang segar, sementara itu tujuan dari perusahaan adalah menyajikan sayur mayur yang segar dengan harga murah. Dari poin diatas, kita bisa membaca bahwa ini dikategorikan Temuan Besar karena adanya pelanggaran terhadap tujuan perusahaan yatu menyajikan barang dengan kualitas bagus. 

SERBA-SERBI DALAM PENYAJIAN TEMUAN AUDIT INTERNAL

1. Temuan Audit Positif jarang diungkapkan jika dibandingkan dengan Temuan Audit Negatif. Berdasarkan survei sederhana serta unofficial  pada sebuah platform media sosial yang dilakukan penulis, sebanyak 33% responden (total responden 40 responden) yang menyatakan menyajikan Temuan Audit Positif dalam Laporan Hasil Audit (LHA) nya sementara Temuan Audit Negatif menempati posisi pertama dengan persentase sebesar 48%;

2. Temuan Audit Negatif yang memiliki nilai nominal besar lebih diminati dan menarik manajemen dalam hal perhatiannya pada Laporan Hasil Audit (LHA). Ada semacam kesepakatan tidak tertulis dahulu bahwa temuan keuangan akan lebih sangat bermutu dibandingkan dengan temuan non-keuangan. Seolah-olah menganggap temuan non-keuangan sebagai warga negara kelas kedua setelah temuan keuangan. Konsekuensinya auditor akan berusaha memfokuskan untuk mengembangkan temuan-temuan yang bernilai rupiah yang besar jumlahnya, kemudian baru mencoba memperbaiki sistem pengendalian yang ada. 

3. Masih adanya Auditor yang merasa kesulitan dalam menyusun sebuah temuan.

Dari ketiga hal tersebut, mari kita bahas berikut ini :

1. Atas hal tersebut, tentunya sebagai Auditor Internal perlu secara fair menyajikan temuan apapun kondisi yang diperoleh, baik bersifat positif maupun negatif. Artinya, dengan memposisikan diri sebagai consultant kita harus mengapresiasi hasil yang diperoleh auditee sehingga akan membantu auditee secara psikologis terhadap pelaksanaan kegiatan auditee di waktu yang akan datang. Temuan yang baik mencakup pertimbangan auditor menyangkut sebab dan akibat dari kondisi tersebut;

2. Untuk poin kedua tersebut, dengan berkembangnya penerapan Risk Based Audit Internal, maka pola pikir sebelumnya menjadi berubah dimana temuan yang bersifat non-keuangan menjadi sama pentingnya dengan temuan keuangan dalam rangka upaya perbaikan organisasi. Hal ini sejalan dengan survei survei sederhana serta unofficial  pada sebuah platform media sosial yang dilakukan penulis, dimana sebanyak 54% responden (total responden 79 responden) menyatakan bahwa perbaikan internal control menjadi perhatian Auditor Internal. Artinya bahwa Temuan Audit Internal tidak harus terus menerus membahas temuan yang berbentuk nilai atau nominal rupiah;

3. Terkait hal ini, perlu secara konsisten Auditor Internal mengasah kemampuan menulisnya dengan berbagai macam jenis Penugasan Audit Internal. Thus, untuk hal ini akan dibahas pada artikel selanjutnya.

KESIMPULAN

1. Penting bagi seorang Auditor Internal memahami dan mampu mengaplikasikan prosedur audit yang benar menjadi sebuah temuan yang dituangkan dalam Laporan Hasil Audit (LHA)

2. Persepsi bahwa Temuan Audit Negatif bernilai rupiah telah bergeser menjadi derajat yang sama pentingnya dengan Temuan Audit Negatif Non-Keuangan sejalan dengan diterapkannya Risk Based Audit Internal serta perbaikan pada tataran internal control;

3. Pemahaman yang baik melalui pelaksanaan tugas Audit Internal yang rutin diharapkan mampu memberikan dampak positif terhadap kemampuan Auditor Internal dalam menyajikan Temuan pada Laporan Hasil Audit.

REFERENSI BACAAN

1. Bastian, Indra. 2018. Audit Sektor Publik, Edisi Ketiga. Salemba Empat. Jakarta.

2. Nurharyanto, 2009. Auditing. Modul Diklat Pembentukan Auditor Ahli. Pusdiklatwas BPKP. ISBN 979- 3873-03-5. Bogor. 

3. Rai, I Gusti Agung, 2008. Audit Kinerja pada Sektor Publik: Konsep, Praktik, Studi Kasus. Salemba. ISBN 979-6914-99-9. Jakarta.  

4. Tunggal, Amin Widjaja. 2015. Memahami Internal dan Operational Auditing. Gramedia. ISBN 9786027834897. Jakarta. 

5. Safuan. 2017. Panduan Praktis Internal Auditor. Alfabeta. ISBN 978-602-289-320-2. Bandung. 

6. ISO 19011

7. ISO 9000

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun