Mohon tunggu...
Yoga Wanda Prasetio
Yoga Wanda Prasetio Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mercu Buana

Nama: Yoga Wanda Prasetio NIM: 42321010054 Prodi: Desain Komunikasi Visual Fakultas: FDSK Dosen: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cara Memahami Komunikasi dengan Pendekatan Semiotika

4 April 2023   21:25 Diperbarui: 4 April 2023   22:08 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam konteks ini, fungsi tanda lebih kompleks daripada sekadar sebagai representasi dari suatu konsep atau makna tertentu. Tanda juga dapat berfungsi sebagai medium untuk menyampaikan pesan, ide, atau nilai budaya yang berkaitan dengan penggunaannya. Oleh karena itu, pemahaman dan interpretasi terhadap tanda sangat dipengaruhi oleh latar belakang budaya dan sosial dari individu atau masyarakat yang menggunakan tanda tersebut.

Sebagai contoh, warna putih pada budaya Barat sering kali dikaitkan dengan kesucian atau kebersihan, sedangkan pada budaya Asia Timur warna putih dapat dianggap sebagai warna berkabung. Hal ini menunjukkan bahwa tanda (dalam hal ini warna putih) memiliki makna yang berbeda-beda tergantung pada konteks budaya dan sosial di mana tanda tersebut digunakan.

Dengan memahami konsep tanda sebagai fungsi tanda yang kompleks dan tidak bebas nilai (bersifat konotasi), kita dapat lebih memahami bagaimana tanda digunakan dalam konteks komunikasi budaya dan sosial.

F. Tanda Semiotika bersifat ABDUKSI_ non mutlak; tapi {jawaban terbaik dr bbrapa  kemungkinan}; untuk menghasilkan Konvensi_ bersifat Intersubjektivitas_ Lahirlah TANDA Kode BARU.

Benar, dalam semiotika, tanda memiliki sifat abduktif yang artinya tidak mutlak dan pasti, melainkan didasarkan pada kemungkinan atau hipotesis. Tanda tidak selalu memiliki makna yang sama untuk setiap orang, karena makna tanda juga dipengaruhi oleh latar belakang, pengalaman, dan konteks individu atau masyarakat yang menggunakan tanda tersebut.

Namun, meskipun tanda bersifat tidak mutlak, dalam proses komunikasi dan interaksi sosial, masyarakat dapat mencapai kesepakatan atau konvensi mengenai makna yang terkandung dalam suatu tanda. Proses pencapaian konvensi ini juga bersifat intersubjektif, artinya melibatkan kesepakatan dan persepsi bersama dari individu atau masyarakat yang menggunakan tanda tersebut.

Dengan demikian, proses konvensi dalam semiotika tidak hanya berlaku untuk tanda yang sudah ada sebelumnya, tetapi juga dapat menghasilkan tanda kode baru yang disepakati oleh masyarakat. Misalnya, dalam dunia digital, masyarakat telah menciptakan kode-kode baru seperti emoticon atau emoji yang memiliki makna tertentu dan telah disepakati oleh penggunaannya dalam komunikasi online.

G. TANDA mengalami proses signifikasi, pemaknaan oleh pemakai, dan menjadi otonom bagi manusia; {"sesuai kepentingan "konteks" sendiri-sendiri"}

Benar, dalam semiotika, tanda mengalami proses signifikasi atau pemaknaan oleh pemakai, yang dapat berbeda-beda tergantung pada konteks penggunaannya. Tanda tidak memiliki makna yang inheren atau bawaan secara universal, melainkan diberikan oleh pemakai dan dipengaruhi oleh konteks sosial, budaya, dan sejarah.

Dalam hal ini, tanda juga memiliki otonomi atau kemandirian dalam arti bahwa pemaknaan dan penggunaannya tidak selalu tergantung pada pembuat atau penciptanya. Sebagai contoh, suatu kata atau simbol dapat memiliki makna yang berbeda-beda bagi berbagai kelompok atau masyarakat, tergantung pada pengalaman, budaya, dan kepentingan mereka sendiri-sendiri.

Dalam proses signifikasi, tanda juga dapat mempengaruhi pemakainya, baik secara kognitif maupun emosional, karena tanda tidak hanya merepresentasikan realitas tetapi juga membentuk persepsi dan pemahaman manusia terhadap realitas tersebut. Oleh karena itu, semiotika juga mempelajari bagaimana tanda mempengaruhi pola pikir, nilai, dan tindakan manusia dalam konteks sosial dan budaya yang berbeda-beda.

 H. TANDA, SIGNIFIKASI, INTERPRESTASI; akhirnya bersifat UNLIMITED SEMIOSIS Textus "ayaman'

Benar, konsep tanda, signifikasi, dan interpretasi dalam semiotika menunjukkan bahwa proses pemaknaan dan penggunaan tanda bersifat tak terbatas atau unlimited semiosis. Artinya, satu tanda dapat diinterpretasikan dengan cara yang berbeda-beda oleh pemakai yang berbeda, dan setiap interpretasi baru dapat menghasilkan tanda baru yang kemudian diinterpretasikan lagi.

Contohnya, kata "ayam" dapat diartikan sebagai hewan yang sering dijadikan sebagai sumber protein, atau sebagai lambang keberanian dalam budaya Indonesia, atau sebagai merek produk makanan tertentu. Setiap interpretasi ini dapat memunculkan makna dan konotasi baru, dan membuka kemungkinan untuk tanda-tanda baru yang terus berkembang dari proses semiosis yang tidak terbatas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun