Mohon tunggu...
yeni purnama
yeni purnama Mohon Tunggu... -

apa nich

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lelaki yang Tidur di Jalanan

18 April 2011   09:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:41 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

apakah sampai aku mati , dunia ini akan selalu gelap?

pada siapa aku harus bertanya??

bahkan orang yang tidak waras pun akan tertawa apabila aku bertanya seperti ini..

lalu,, dimana aku bisa menemukan jawabannya???

***

tanggal x bulan x tahun x

kakiku terasa gatal sekali. ketika aku memeriksanya kotoran yang sudah menjadi daki tampak menyatu dengan borok-borok yang sudah sekian lama menjadi penghias cekerku ini. Aku menggaruknya hingga tak terasa menjadi lecet.

matahari sudah hampir di atas kepala, namun aku meneruskan tidurku di pinggiran trotoar di kawasan kota tua, jakarta barat. Aku sudah lupa sejak kapan aku hanya tidur, bangun, mengorek sampah untuk mencari makan, lalu tidur lagi.

Aku tidak terikat waktu, aku tidak terikat tanggung jawab,aku tidak terikat apa-apa di dunia ini. Bisa tetap hidup saja rasanya seperti mimpi.

ketika terbangun menjelang sore harinya, mulutku terasa sangat kelat. perutku juga lapar. Entah dari mana di sebelahku teronggok beberapa koin recehan dan beberapa lembar uang dua ribuan.

hanya dengan tampang dekil dan kurus begini, orang-orang sudah kasihan dan memberiku uang. Ternyata masih ada juga orang-orang dengan hati yang mudah tersentuh. Padahal, sungguh... aku tidak pernah bermaksud untuk mengemis. Dulunya aku mencari uang dengan memungut botol-botol plastik, kaleng, dan kardus. Tetapi semenjak kedua matahariku meninggalkan aku,, pria yang tidur di jalanan,, aku tidak punya hasrat lagi untuk mengumpulkan barang bekas dan mencari uang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun