Medium karya sastra, baik lisan maupun tulisan, dipinjam melalui kompetensi masyarakat, yang dengan sendirinya telah mengandung masalah-masalah kemasyarakatan.
Berbeda dengan ilmu pengetahuan, agama, adat-istiadat, dan tradisi yang lain, dalam karya sastra terkandung estetika, etika, bahkan juga logika. Â Masyarakat jelas berkepentingan terhadap ketiga aspek tersebut. Sama dengan masyarakat, karya sastra adalah hakikat intersubjektivitas, masyarakat menemukan intradirinya dalam suatu karya. (Nyoman, 2008:333).
Tidak jauh beda dengan pendapat Nyoman, menurut Wiyatmi keterkaitan sastra dengan masyarakat adalah sebagai berikut; pengarang sebagai anggota masyarakat, kondisi sosial budaya, politik, ekonomi yang ikut berperan dalam melahirkan karya sastra, serta pembaca yang akan membaca, menikmati, serta memanfaatkan karya sastra tersebut.
Hubungan timbal balik antara sastrawan, sastra, dan masyarakat secara keseluruhan adalah sebagai berikut;
Sosiologi pengarang, yang didalamnya menyangkut pengarang sebagai penghasil kasya sastra. Mempermasalahkan status sosial, ideologi sosial, ideologi sosial pengarang serta keterlibatan pengarang di luar karya sastra.
Sosiologi karya sastra, menyangkut karya sastra itu sendiri, yang memuat karya itu sendiri, tujuan serta hal-hal lain yang tersirat dalam karya sastra itu sendiri. Dan yang berkaitan dengan masalah sosial.
Sosilogi pembaca, mempermasalahkan pembaca dan pengaruh sosial karya tersebut, yakni sejauh mana dampak sosial serta bagi masyarakat pembacanya. (Wellek dan Werren, 1990:111).
Dalam penelitian ini, yang akan dianalisis lebih relevan adalah sosiologi karya sastra dan sosiologi. Bagaimana sebuah karya sastra menggambarkan kehidupan sosial di dalamnya.
LANGKAH-LANGKAH ANALISIS
Menurut Suwardi Endraswara dalam Metodelogi Penilitian Sastra langkah-langkah menganalisis prosa fiksi dengan tinjauan teori sosilogi sastra adalah sebagai berikut
Menganalisis struktur karya sastra (unsur Intrinsik dan Ekstrinsik)