Mohon tunggu...
Yeni Yuningsih
Yeni Yuningsih Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kajian Sosiologi

14 Januari 2018   14:47 Diperbarui: 14 Januari 2018   15:17 3468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Karena pekerjaan Aziz dipindahkan ke Surabaya, Hayati pun mengikuti suaminya. Suatu kali, Hayati mendapat sebuah undangan dari perkumpulan sandiwara yang dipimpin dan disutradarai oleh Tuan Shabir atau "Z". Karena ajakan Hayati Aziz bersedia menonton pertunjukkan itu. Di akhir pertunjukan baru mereka ketahui bahwa tuan Shabir atau "Z" adalah Zainuddin. Hubungan mereka tetap baik, juga hubungan Zainuddin dengan Aziz.

Semenjak mereka hijrah ke Surabaya semakin lama watak asli Aziz semakin terlihat juga. Ia suka berjudi dan main perempuan. Kehidupan perekonomian mereka makin memprihatinkan dan terlilit banyak hutang. Mereka di usir dari kontrakan, dan mereka terpaksa menumpang di rumah Zainuddin, di balik kebaikan Zainuddin itu sebenarnya ia masih merasa sakit hati kepada Hayati yang dulu dianggapnya pernah ingkar janji. Karena tak kuasa menanggung malu atas kebaikan Zainuddin, setelah sebulan tinggal serumah Aziz pergi ke Banyuwangi mencari pekerjaan dan meninggalkan istrinya bersama Zainuddin. Sepeninggal Aziz, Zainuddin sendiri pun jarang pulang, kecuali untuk tidur.

Beberapa hari kemudian, diperoleh kabar bahwa Aziz telah menceraikan Hayati. Melalui surat Aziz meminta supaya Hayati hidup bersama Zainuddun. Dan datang pula berita dri sebuah surat kabar bahwa Aziz telah bunuh diri meminum obat tidur disebuah hotel di Banyuwangi. Hayati juga meminta maaf kepada Zainuddin dan rela mengabdi kepadanya. Namun, karena masih merasa sakit hati, Zainuddin menyuruh Hayati pulang ke kampunh halamannha saja. Esok harinya, Hayati pulang dengan menumpanh Kapal Van Der Wijck.

Setelah Hayati pergi, barulah Zainuddin menyadari bahwa ia tak bisa hidup tanpa Hayati. Apalagi setlah membaca surat Hayati yang bertulis "aku cinta engkau, dan kalau kumati, adalah kematianku mengenangbengkau" . Oleh sebab itu setelah keberangkatan Hayati ia berniat menyul naik kereta api malam. Harapan Zainuddin ternyat tak tercapai. Kapal Van Der Wijck yang ditumpangi Hayati tenggelam di perairan dekat Tuban. Hayati tak dapat diselamatkan.

Di sebuah Rumah sakit di daerah Lamongan, Zainuddin menemukan Hayati yang terbaring lemah dan memegangi foto Zainuddin. Dan dari hari itulah pertemuan terakhir mereka, karena setelah Hayati berpesan kepada Zainuddin, Hayati meninggal dalam dekapan Zainuddin. Sejak saat itu, Zainuddin mebjadi pemenunh. Dan tanpa disadari siapapun ia meninggal dunia karena sakit. Ia dikubur bersebelahan dengan pusara Hayati.

Sosiologi Karya Sastra

Masalah-masalah sosial yang terdapat pada novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck antara lain :

Menolong tanpa mengharap balas budi.

Seorang wanita bernama Mak Base yang bersedia mengasuh anak orang lain dengan penuh kasih sayang tanpa mengharapkan imbalan dan balas jasa.

" Saya yang akan mengasuhnya. Deng! apa yang akan aku makan akan dimakan Zainuddin"

"Balasannya hanya satu bacakan surat yasin tiap-tiap malam jum'at kalau mamak meninggal dunia".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun