Tak lama kemudian Ari pun sadar, semuanya merasa senang Ari baik baik saja. Dio meminta maaf kepada Ari atas tindakannya
"Ari, maafkan aku, akulah penyebab semua ini terjadi. Aku sungguh menyesal, aku minta maaf. Aku berhutang nyawa padamu, terimakasih telah menyelamatkan ku"
"Tidak apa apa, yang penting kau selamat" balas Ari
Ari dipindahkan kerumah gubuknya agar ia lebih leluasa untuk beristirahat. Bunga dan Tio meninggalkan Ari agar ia bisa beristirahat dengan tenang. Saat Ari  sedang beristirahat tiba tiba datang seorang lelaki berpenampilan rapi memakai jas warna hitam menghampirinya
"Ari, sudah saatnya untuk pulang" ucap pria itu kepada Ari
Ari yang penglihatannya masih samar, mencoba untuk melihat dengan baik siapa yang berada dirumahnya itu, ternyata ia adalah supir yang sama yang mengantarkan Ari kemari tahun lalu
"Pak Hazar? Apa yang Bapak lakukan disini?" tanya Ari terkejut
"Ayahmu menyuruh saya untuk menjemputmu disini, katanya waktumu telah habis dan sudah saatnya untuk pulang" jawab Pak Hazar
Ari tidak menyangka sudah setahun lamanya ia tinggal disini, ia juga tidak menyangka akan pulang dengan kondisi seperti ini, penuh dengan luka. Sebenarnya ia senang dapat kembali ke pangkuan orangtuanya lagi, tetapi bagaimana dengan Bunga dan Tio?
Ari keluar dibantu oleh Pak Hazar, semua penduduk desa berterimakasih pada Ari karena telah berkunjung di desa ini, kedatangan Ari sangat membantu pekerjaan mereka. Walaupun saat pertama Ari datang kemari ia tidak bisa melakukan apa apa, tetapi karena ia diajari oleh penduduk yang lain akhirnya ia dapat melakukan segala hal dengan baik disini.
Sebelum pergi, Ari berpamitan dengan semua penduduk didesa ini, terutama kepada Kepala Desa yang telah mengajarinya banyak hal. Ia pun berterimakasih pada Tio yang selalu membantunya selama ia disini. Tak lupa dengan Bunga, ia berterimakasih pada Bunga karena selalu berada disampingnya dan mendukungnya.