Hari sudah menjelang siang, matahari sudah terasa panas. Jaya Permana terbangun karena mendengar suara keributan.
"Aakh...Aduh...bangsat...Siapa kalian....?"
Sandekala berteriak dengan keras. Ternyata ada seorang lelaki menginjak dadanya
"Heh...bangun...bangun..."
Lelaki itu berkata keras kepada Sandekala
Lelaki itu ternyata tidak datang sendiri. Dia datang bersama teman-temannya  dengan menunggang kuda. Jumlah mereka ada enam orang. Salah satunya masih duduk di atas kuda. Sedangkan lima lainnya sekarang sudah berdiri di hadapan Sandekala, Jaya Permana dan Sangaji.
"Bangsat, berani sekali kalian mengganggu Jaya Permana, mau  mati rupanya, Hah...?"
Jaya Permana  marah, sambil menunjuk-nunjukan jarinya dengan berkata kasar kepada mereka. Matanya juga tampak melotot kemerahan.
Mendengar ancaman Jaya Permana, mereka justru tertawa
"Ha..ha...Bocah...kamu yang akan kami buat mati...kalian memang tak tahu adat...tak tahu kah kalian dengan siapa sekarang  sedang berhadapan...?"
" Tak perlu tahu...yang penting sekarang juga kalian harus mati..."