Ketika melewati sebuah sungai yang banyak batunya, Jaka Someh memutuskan untuk beristirahat sejenak di tempat itu. Dia duduk di atas sebuah batu besar yang berada di pinggir sungai. Tiba-tiba dia ingat dengan bekalnya yang belum sempat di makan. Jaka Someh pun segera membuka bekalnya, lalu dengan lahap menyantap bekal tersebut sampai kenyang. Selesai makan, dia merebahkan diri di atas batu besar tadi, memandang ke arah langit yang akan senja. Tiba-tiba dia teringat kepada pak Rohadi. Dalam hati dia berucap,
” Ah iya…saya koq lupa… belum berpamitan kepada Pak Rohadi…...saya merasa tidak enak karena beliau sudah begitu baik kepada saya...mending saya sekarang ke rumahnya saja untuk berpamitan...”
Jaka Someh kemudian turun dari batu besar itu dan berjalan menuju arah perkampungan. Tidak membutuhkan waktu yang lama, dia sudah sampai di halaman rumah pak Rohadi. Jaka Someh kemudian mengucapkan Salam, yang segera di balas hangat oleh tuan rumahnya.
Setelah dipersilahkan masuk, Jaka Someh masuk ke dalam rumah pak Rohadi. Saat itu ternyata sedang ada tamu. Seorang kakek yang sudah sangat tua dengan pakaian pangsi serba hitam. Pak Rohadi kemudian memperkenalkan Jaka Someh kepada tamunya tersebut.
“Eh Jang someh…kenalkan ini Aki Sudin…beliau dari kampung Cinangka…kebetulan tadi Aki sudin sedang ada keperluan di kampung Cikaret…makanya beliau mampir ke rumah bapak…Punteun Aki... ini Jang someh anaknya Sabarudin…”.
Jaka someh pun bersalaman dengan aki sudin,
“Kumaha Damang aki…?”
Kata Jaka someh berbasa-basi. Aki Sudin menjawab Salam dari Jaka Someh. Dia tersenyum hangat memamerkan giginya yang sudah ompong
“Alhamdulillah…ujang…Aki sehat…euleuuhh…kamu anaknya Sabarudin ya….?. Sekarang sudah jadi pemuda begini…. Kumaha kamu sehat…?”
Sambil tetap tersenyum, Jaka someh menjawab aki sudin
“Alhamdulillah Aki…saya sehat…”