Sementara Magnolia berdiri di sisi ranjang adiknya.Â
"Rion," desisnya, "kapan kau akan siuman? Kau tahu, kami merindukan suaramu. Candaanmu,"
Utari menghampiri putrinya.
"Lia, Mama ingin bicara," katanya meminta waktu.Â
Perlahan Magnolia menoleh mamanya, "Tentang apa, Ma?"
Nikho memegang kemudi dan mulai menyalakan mesin mobil. Sejenak dia menoleh ke jok di sebelahnya, tapi dia justru menemukan sesuatu di sana. Dia memungut benda itu,
"Ini kan, handphone Magnolia," Nikho menggenggam benda itu lalu mematikan mesin mobilnya lagi.
"Entahlah, Ma!" seru Magnolia ragu. Mereka duduk bersebelahan di sofa.
"Lia, jangan suka menggantungkan perasaan. Jika kau tidak menyukainya, kau tak perlu memberinya harapan," pesan Utari.
"Aku tidak tahu, Ma. Belakangan dia memang bersikap manis dan lembut, juga sopan. Tapi aku takut,"
"Apa yang kau takutkan, Nak? Nikho terlihat sangat baik."