Magnolia menatap mamanya, "Mama tidak tahu siapa dia, seperti apa dia sebenarnya, dan bagaimana dia menjalani hidupnya selama ini. Ma, duniaku berbeda dari dunia yang dia jalani. Aku tidak mungkin bisa berdampingan dengan orang seperti itu,"
"Lia,"
"Ma,"
Nikho meremas benda di genggamannya, ternyata dia mendengarkan dari depan pintu yang dia buka sedikit. Dia berniat mengembalikan handphone Magnolia yang tertinggal di mobilnya, tapi saat hendsk masuk dia justru mendengar pembicaraan Magnolia dengan mamanya. Akhirnya di memutuskan untuk mendengar dulu, dan ternyata apa yang didengarnya sungguh bukan apa yang dia harapkan.
Akhirnya Nikho meninggalkan tempat itu begitu saja, selama perjalanan dia terus mengingat apa yang diucapkan Magnolia. Wanita itu sungguh tak menginginkan kehadirannya. Bahkan tak ingin berdampingan dengan dirinya. Hal itu membuat emosi Nikho naik, saat bertemu teman bisnisnya dia bahkan marah-marah hanya karena hal sepele yang temannya ucapkan. Membuatku bingung dengan sikapnya. Padahal belakangan aku mulai menyukai sikap Nikho lebih bijaksana dan pemurah, bahkan mengampuni Chen yang sudah mengkhianati kami. Biasanya dia tidak memberi ampunan pada pengkhianat. Seorang pengkhianat harus dibasmi!
Terpaksa aku tak membiarkannya menyetir mobil sendiri saat pulang. "Sesuatu terjadi, Nik? Kau terlihat aneh," heranku.Â
Nikho tak menyahut, dia hanya memasang ekspresi marah dan kecewa.
"Apa ini ada hubungannya dengan Lia?" tebakku. Biasanya jika sudah seperti itu karena dia bertengkar dengan Magnolia.
Nikho tetap diam. "Kalian bertengkar lagi?"
"Tidak. Aku hanya lelah," sahutnya singkat dan tegas.Â
Jadi benar terjadi sesuatu!Â