Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Merpati Tak Bersayap

30 Mei 2016   22:17 Diperbarui: 30 Mei 2016   22:20 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sinta tak menjawab, tapi ada ketakutan di matanya, Satria memandangnya lebih dalam lembut. Memungut tangan yang satunya dan menggenggamnya erat, "Sinta, kau tak perlu kuatirkan itu. Akan ku bayar semua hutangmu pada bang Heru, lalu kita akan menjemput Sasa. Dan kita bisa hidup bersama,"

"Ap-apa maksud mas Satria?"

"Apa kau tidak mengerti itu, apa kau tak bisa melihatnya di mataku. Selama ini...aku tidak menyentuhmu bukan karena tak sudi, bukan karena tak ingin. Tapi karena aku tak mau melukaimu, sejujurnya aku ingin...aku ingin sekali bermain cinta denganmu, tapi tidak seperti itu. Aku ingin melakukannya dengan cinta, setelah kau sah menjadi istriku!"

"Ap-apa mas?" suara Sinta bergetar, airmatanya meleleh. Itu adalah kata-kata terindah yang pernah di dengarnya, tapi..., "kau jangan gila!"

"Aku mencintaimu, aku jatuh cinta padamu...sejak pertama kali kita bertemu. Dan rasa itu..., tumbuh kian besar seiring berjalannya waktu!"

"Aku hanya seorang pelac_" kalimat Sinta terbungkam kecupan lembut Satria di bibirnya. Selama beberapa detik itu ia benar-benar bisa merasakan cinta Satria, "kau merpati paling cantik yang pernah ku temui, dan aku ingin memilikimu selamanya. Menikahlah denganku!" pinta Satria.

Buliran bening kian deras di pipi Sinta, membasahi wajahnya. Perlahan ia menggeleng.

"Tidak mas, itu tidak mungkin. Jika kau menikahi seorang pelacur sepertiku, mungkin karirmu akan hancur!"

"Apa salahnya, apa yang salah dengan itu?" potongnya, "aku ingin menikahimu, bukan menjadikanmu sebagai gundikku. Simpananku, atau pelacurku. Aku ingin menjadikanmu sebagai istriku, apakah itu salah di mata hukum, apakah itu juga salah di mata agama?" tanyanya, "Aku hanya ingin membebaskanmu dari dunia gelapmu, apakah itu juga salah?" matanya memerah.

"Dimata beberapa pihak, mungkin iya. Bahkan di mata keluargamu mas, kau adalah pria paling baik yang pernah ku temui. Terima kasih, karena mas Satria selalu baik dan bahkan menghargaiku selama ini. Tapi aku tidak pantas mendapatkan semua itu darimu mas, masih banyak wanita lain yang pantas untuk mendapatkan cintamu di luar sana!"

"Tapi kau yang ku inginkan, hanya kau!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun