Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Merpati Tak Bersayap

30 Mei 2016   22:17 Diperbarui: 30 Mei 2016   22:20 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kalau begitu kak Sinta yang tinggal di sini, Sasa tidak mau kakak ada di sana. Bang Heru itu orang jahat kak, Sasa tidak mau kakak kenapa-napa!"

Sinta menyeka airmatanya dan mengembangkan senyum, "kakak baik-baik saja, kau tidak perlu kuatir. Bang Heru tidak menyakiti kakak kok, tapi kau tahu..., kakak masih punya hutang sama bang Heru. Tapi kakak janji, kakak akan berusaha..., melunasi hutang kakak..., agar kita bisa tinggal bersama lagi!"

"Maafkan Sasa ya kak, ini gara-gara Sasa. Seharusnya...!"

"Hssstt, tidak. Ini bukan salah Sasa, ini adalah takdir yang harus kita jalani. Jangan pernah menyalahkan dirimu sendiri lagi atas kecelakaan itu!"

"Tapi kenyataannya begitu kak, Ayah meninggal karena Sasa. Kakak pinjam uang ke bang Heru buat operasi Sasa...!"

"Sasa...," Sinta menyeka airmata adiknya, membelai wajahnya, "dengar..., kakak tidak mau lagi dengar itu. Sekarang Sasa baik-baik di sini, jadi anak baik. Bantu Bunda Tia menjaga adik-adik yang lebih kecil, dan belajar yang rajin. Ok, Kakak sayang sama Sasa!" kata Sinta lalu memeluk adiknya. Sasa membalas pelukan itu lebih erat.

Pasca kecelakaan motor yang di bawa pak Rudi, ayah Sinta dan Sasa saat menuju ke Jakarta Fair tahun lalu. Sasa harus menjalani operasi bertahap di kakinya, Sinta tak mau melihat adiknya cacat, jadi ia melakukan segala cara agar adiknya bisa berjalan lagi. Saat itu yang bisa ia mintai tolong hanyalah bang Heru. Heru sebenarnya dulunya adalah teman Rudi. Tapi karena kalah bersaing saat memperebutkan hati Dewi, ibu Sinta. Ia pun merasa sakit hati kepada Rudi. Meski ia harus berpura-pura baik di depan mereka, Dewi sendiri meninggal tak lama setelah melahirkan Sasa.

Mereka pernah menjalani usaha bersama, tapi tak berhasil. Akhirnya, Heru berkenalan dengan seseorang yang mengajaknya menjalankan bisnis terselubung ini. Sementara Rudi masih bekerja di sebuah perusahaan swasta. Ketika kecelakaan itu terjadi, semua tabungan Rudi habis untuk operasi Rudi sendiri dan Sasa. Sayangnya, Rudi meninggal di meja operasi. Trauma di kepalanya cukup parah hingga tak bisa terselamatkan. Tapi Sasa masih bisa di selamatkan meski sempat koma selama satu bulan. Satu-satunya orang yang Sinta tahu dapat menolongnya adalah Heru, tapi tak di sangka, ternyata syaratnya cukup berat.

Sinta terpaksa menyanggupinya. Ia harus putus kuliah yang baru saja masuk semester tiga, tinggal di wisma Paradise milik Heru. Parahnya, yang merobek selaput daranya adalah Heru sendiri. Baru setelah itu Heru menjajakannya kepada para pria hidung belang di klub milik temannya itu. Sinta terpaksa menyanggupi itu semua hanya agar adiknya bisa selamat dan sembuh, juga bisa tinggal di tempat yang aman karena rumah yang selama ini mereka tempati masih belum lunas dan harus di sita oleh bank.

"Terima kasih ya mas, Mas Satria sudah mau mengantarku ke panti!"

"Kenapa kau harus menitipkan adikmu di sana?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun