Ada kediaman di antara mereka berdua, lalu suara dering ringtone memecahkan rasa sunyi yang melanda beberapa detik itu. Erik segera celingukan mencari benda mungil yang tengah menjerit-jerit itu, ia mengaduk bantalnya dan menemukan benda itu di bawah bantal. Ia pungut dan terlihat nama Aline tertera di layar, ia terbengong menatap nama yang membuatnya langsung melayangkan angannya ke wajah cantik gadis itu. Rocky menatapnya heran,
"Rik!" seru Rocky menyenggol kakinya, "yup!" seru Erik terperanjat, ia hampir saja menjatuhkan hpnya tapi untungnya tangannya lebih kuat menggenggamnya,
"Kok bengong aja nggak di angkat?"
"Euh.., e..ini...mau di angkat kok!" katanya sedikit gugup, Rocky melirik layar hp Erik tapi ia tak bisa membaca nama yang muncul di layar karena Erik sudah keburu menekan tombol terima, dan langsung menempelkannya di telinganya dengan wajah yang memerah. Rocky mengamati rona di wajah Erik, siapa yang menelpon sampai membuat wajah Erik seperti itu, seperti sedang bertemu dengan gadis pujaan, padahal hanya telepon!
"Hai!" suara Erik terdengar malu-malu, "kak Erik, kok lama sekali angkatnya?" tanya Aline dengan merdu tapi ada sedikit rasa kesal di sana,
"Ma-maaf, aku...hanya terkejut. Ada apa?" sahutnya melirik Rocky yang sedang mengamatinya, "kak Erik sibuk nggak hari ini?" tanya Aline lembut dan manja ala anak ABG,
"Ehhhh..., ehm..., kebetulan nggak ada acara sih!"
"Yess!" lirih Aline seraya mengepalkan tinjunya ala orang kesenangan, dan itu terdengar oleh Erik, "kenapa itu?" tanya Erik, "eh," sekarang Aline yang terkejut, "a..., enggak... ini..., kalau misalkan kak Erik nggak keberatan mau nggak nemenin aku?" pintanya,
"Nemenin kamu, kemana?"
"Eh...,"
"Rik!" suara Sonia membuat Erik sedikit melonjak, menolehnya seketika. Suara Sonia juga terdengar oleh Aline yang sedang duduk bersila di kasur empuknya memeluk guling kesayangannya, "kak Erik..., itu siapa?" tanyanya dengan nada sedikit cemburu, tapi Erik belum ngeh dengan pertanyaan Aline.