Sonia dan Erik jadi melongo menatapnya, apalagi ketika Rocky memasukan sendok pertama makanan itu ke mulutnya, pria itu tahu kalau di perhatikan, maka ia menatap keduanya bergantian.
"Apa apa?"
Sonia dan Erik sedikit tersentak, "ah, tidak!" seru keduanya hampir bersamaan, "ya sudah, kamu kapan mau ganti bajunya, keburu siang nih?" katanya mengingatkan lagi.
"Ouh, iya!" katanya berdiri, ia memungut satu setel pakaian di lemari dan bersiap untuk ganti baju tapi...ia diam beberapa saat, "tunggu," katanya lalu menatap dua orang yang duduk di lantai itu, "kalau aku ganti baju harusnya kalian tidak di sini, cepat keluar!" usirnya.
"Eh Son..., kan ada kamar mandi!" sahut Erik,
"Keluarrrr!" katanya geram, Erik langsung kabur sementara Rocky jadi bingung karena sedang menyantap sarapan, "kamu nggak mau keluar juga?" tanya Sonia.
"Ouh..., e.., iya-iya!" katanya bangkit membawa bungkusan makanan itu, sendok ia taruh di dalam mulutnya, di antara gigi-giginya yang putih dan rapi, setelah Rocky keluar Sonia menutup pintunya sedikit kencang. Sementara Rocky celingukan di teras, tak ada bangku, mau duduk dimana?
Ia pun melongok ke dalam kamar Erik yang terbuka lebar, "masuk aja Ki, nungguin cewe bersolek pasti lama!" katanya sambil menyantap makanannya. Rockypun masuk ke dalam sana, duduk bersila berhadapan dengan Erik.
"Kamu beneran suka sama adik aku?" tanya Erik, Rocky menghentikan kunyahannya perlahan, "adik?" desisnya, "Sonia, siapa lagi!" sahut Erik pula.
"Ehm..., sulit di jelaskan Rik!" sahutnya dengan nada yang berubah masam, seolah itu memang berada di sebuah tempat yang sulit di jelaskan.
Erik menatapnya keheranan, "kok bisa gitu, kan tinggal kamu yakini aja, kamu beneran suka apa enggak?" tegasnya menuntut, "ehm..., masalahnya nggak seserhena itu Rik, tapi aku nggak bisa menjelaskannya sekarang!" tukasnya, Erik mendengus. Memberinya tatapan selidik,