"Apa?"
"Nino bukan darah dagingmu!" ulang Ivana. Nicky jadi sedikit terhuyung, Ivana berkata kalau Nino bukan darah dagingnya, bagaimana bisa? Ia sudah cukup menyayangi anak itu. Dan di lihat dari usianya, itu mungkin saja kan?
"Nino bukan anakku?"
"Malam itu saat aku marah pada kakek, aku pergi ke sebuah klub malam. Di sana aku bertemu dengan Phillip, kami minum bersama sampai berlanjut ke ranjang. Dan hubungan kami pun berlanjut__tiga bulan menjalin hubungan dengannya, aku hamil. Jadi kami menikah di Paris, kami tinggal di sana. Sayangnya, saat usia Nino baru lima bulan, Phillip harus meninggal karena kecelakaan mobil. Ku pikir....aku bisa menjadi single parret untuk Nino, dan saat kembali ke Indonesia dan bertemu denganmu. Aku tahu aku masih mencintaimu. Dan kau adalah ayah yang sempurna untuk Nino!"
"Jadi kau gunakan Nino untuk menghancurkan pernikahanku?"
"Maafkan aku!"
"Tapi kau berikan namaku padanya!"
"Ku berikan namamu padanya bukan karena kau adalah ayahnya, tapi karena kau adalah satu-satunya pria yang benar-benar aku cintai!"
"Kau tahu, kau bukan hanya mempermainkan perasaanku, tapi kau juga mempermainkan perasaan anakmu sendiri. Ibu macam apa kau?"
"Aku tahu itu, tapi Nino masih sangat kecil. Akan lebih mudah baginya untuk melupakan semua ini!"
Nicky membuang muka, "kau sudah selesai kan?" katanya, seperti sebuah usiran, "ada satu hal lagi, aku minta maaf karena tidak segera memberitahukanmu tempo hari!" airmatanya mengalir, Nicky harus mengembalikan pandangannya ke wanita itu karena sepertinya hal yang akan di katakannya cukup penting.