"Ku tarik kesimpulan, ada orang lain yang bermanuver di belakangnya!"
"Jadi..., maksudmu.....ada seseorang yang menyuruhnya?"
"Kurasa seperti itu!"
Nicky memungut cangkir kopinya, ia menyesap dan itu sudah dingin. Ia menurunkan kembali cangkir itu tanpa melepaskannya dari tangannya, ia menggerak-gerakannya, "kurasa aku butuh sesuatu yang sedikit lebih berat!" gumannya, Ferhan tersenyum, mengerti apa yang di maksud Nicky.
"Kalau begitu harusnya kita tak bertemu di sini!"
Nicky membalas senyuman itu, lalu keduanya mengeluarkan tawa ringan. Tapi pikiran Nicky kembali melayang ke tempat lain.
* * *
"Daren!" desis Mela saat membantu merapikan beberapa map yang berantakan di meja suaminya, "hem!" sahut pria bule itu tanpa berpaling dari file yang sedang di pelajarinya.
"Does you hear......!" kalimatnya terhenti, memikirkan apa yang akan di katakannya. Daren akhirnya harus memandangnya dengan mendongakan kepalanya, "whats up?" tanyanya.
"Liana!" sahutnya pelan. Kali ini Daren menutup map itu, menfokuskan diri pada apa yang akan di sampaikan istrinya. Sepertinya cukup serius, tentu saja! Ini mengenai Liana. Istri bos mereka, yang juga sempat akrab dengan mereka sebelum insiden dua tahun lalu.
"Liana?"