"Ohhhh, kamu nggak mau lagi main sama aku?" Â
"Abis kamu nyebelin!"
"Eh, entar pulang sekolah jangan lupa ya!" kata Arga mengingatkan sambil berdiri, "kalau nggak lupa!" sahut Dila, Arga hanya tersenyum sambil meninggalkan kelas yang juga terdapat beberapa teman sedang asyik ngobrol.
* * *
Setelah bell berbunyi Arga berjalan lebih dulu ke belakang sekolah, Dila ngobrol beberapa saat dengan Runa dan Ani, "dahhhhh!" seru kedua gadis itu melambaikan tangan seraya berlalu, Dila pun membalas lambaian itu. Lalu ia juga berjalan ke belakang sekolah, melewati gedung kosong yang berisi 3 kelas yang sudah tak terpakai. Rencananya gedung itu akan di bongkar dan di jadikan perpustakaan baru, gedung mungil yang satunya lagi akan jadi kantin, karena kantin yang ada di depan akan di bongkar untuk perluasan lapangan olahraga.
"Huaaa....!"
"Aaaaargh!"
Seketika Dila menjerit ketika ada seseorang yang menepuk pundaknya seraya mengagetkanya, ia bersiap lari tapi tangannya malah di gapai seseorang, "e....e...ee....mau kemana?" Dila kenal suara itu, ia menoleh dan menemukan Arga sedang tertawa terpingkal-pingkal sambil memegang tangannya.
Raut Dila yang tadi ketakutan kini berubah menjadi kesal, ia pun melepaskan diri lalu melepas tasnya dan memukul-mukulkannya ke tubuh Arga, anak lelaki itu hanya tertawa saja, tak berusaha menampik atau menghindar.
Akhirnya Dila berhenti memukulnya, ia memakai tasnya kembali sementara tawa Arga mulai mereda, "kamu itu ya, kalau jantung aku copot gimana?" omel Dila,
"Nggak apa-apa, kamu boleh kok pake jantung aku!"