Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

The Broken Wings of Angel ~ The Wedding #Part 32

11 Januari 2016   15:22 Diperbarui: 27 Januari 2016   22:00 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan akhirnya Nicky mengangguk kecil, ia masih menatap Liana, membuat tubuh wanita itu kian gemetar. Liana sendiri merasa lututnya sudah tak mampu menopang tubuhnya lagi, tapi sekuat tenaga ia tetap bertahan agar tak tersungkur.

"Jadi....kau masih bersama Rizal?" tanya Nicky. Liana diam tak menjawab, "sepertinya kalian memang tak bisa di pisahkan ya?" cibirnya.

Nicky diam sejenak.

"Apakah aku selama ini sangat bodoh?" lanjut Nicky, "aku tidak tahu dimana dirimu, tapi teman bisnisku.....sepertinya sering menjambangimu!" ada makna yang tersimpan dalam kalimat itu yang bisa Liana rasakan pedihnya, "apakah kalian sering menertawakanku?" tanyanya lebih tegas.

"Kenapa kau diam, Liana?"

Mata Liana mulai mengambang, tapi ia bertahan untuk tak biarkan alirannya melewati gerbang. Meski sebenarnya ia ingin menangis mungkin menjerit dengan tuduhan yang terselip dalam kalimat suaminya.

"Jadi, apa hubunganmu....dengan Anthony Robert?"  

Liana masih diam.

"Jawab aku?" teriak Nicky membuat tubuh Liana melonjak, pertahannya hampir bobol dengan suara itu. Tapi sama, ia tetap berusaha bertahan. Dengan bibir bergetar iapun mulai membuka suaranya yang sedari tadi tertahan.

"Jika mantan kekasihmu....sekaligus ibu dari anakmu, bisa kau simpan di rumahmu....kenapa kau berani, berbicara seperti itu padaku?" katanya, Nicky melebarkan mata dengan sahutan istrinya yang tak pernah ia duga, "setidaknya aku, tidak menyimpan Anthony di rumahku!" lanjut Liana dengan gerutu yang membuat leher jenjangnya mengeras.

Nicky makin tercekat, ia mengalihkan pandangannya dari wanita itu tak menentu. Bibirnya bergerak-gerak, antara ingin tertawa, marah, menangis, bercampur menjadi satu. Lalu ia menatap Liana sekali lagi yang sedang mencoba memasang wajah angkuh, lalu ia beranjak meninggalkan tempat itu dengan langkah cepat. Liana memejamkan mata ketika Nicky sudah melewatinya, ia segera menutup pintu tanpa menoleh dan bersandar di balik pintu itu. Sementara Nicky membantingkan diri ke balik kemudinya, Liana menumpahkan tangisnya di saksikan dinding-dinding bisu yang memudar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun